Minggu, 24 Maret 2019

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGGUNA ASUHAN KEPERAWATAN


DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGGUNA ASUHAN KEPERAWATAN

Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut  perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis.

Adapun dampak negatif teknologi dalam kinerja keperawatan :
1.      Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena   informasi yang didapat mudah untuk diakses.
2.      Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka.
3.      Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4.      Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
5.      Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.
Dampak Positif Teknologi Informasi:
1.      Peningkatan mutu pelayanan
Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari informasi sehingga memungkinkan bagi perawat untuk senantiasa mengupdate keilmuan melalui internet dengan mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bidang pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang meliputi pelayanan terhadap masyarakat mulai dari tahap promotif, preventif, ceratif sampai rehabilitative. Dengan adanya akses internet yang mudah digunakan oleh siapa saja, maka perawat bisa menggunakan media internet sebagai promosi kesehata yang bisa efektif dan bisa diakses oleh siapapun.
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan
Menjalankan praktik keperawatan di ruang perawatan berdasarkan evidence based menjadi sebuah tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat (cost-benefit effectiveness). Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.
3.      Pengembangan pelayanan keperawatan
Tuntutan pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut perawat untuk mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan berdasarkanevidence based. Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan waktu untuk bisa mengakses evidence based tersebut.  Beberapa artikel tentang akses internet ditempat kerja menunjukkan bahwa adanya akses internet akan membantu perawat dalam mengakses evidence based walau adanya keterbatasan waktu karena mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal ini akan membantu perawat meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam memberi asuhan dan memperoleh informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia lainnya.
4.      Sarana perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Situs ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
         1.      Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
        2.      Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam        memberikan asuhan keperawatan.
   3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi. Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat (Docker, et all.,2003).

Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi. Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing yaitu aplikasi telenursingdapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan.(dalam         http://anaaqeelah.blogspot.com/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-komputerisasi.html). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:30)
Anomim.2011. Makalah Sistem Teknologi Informasi Kesehatan dan Keperawatan.(dalam http://haqee44.wordpress.com/2011/10/21/makalah-sistem-teknologi-informasi-kesehatan-dan-keperawatan/). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:56)
Anonim.2012.TeknologiInformasiDanKomunikasi  (dalam http://muhyusuf90.wordpress.com/2012/10/24/teknologi-informasi-dan-komunikasi/). Diakses tanggal 13 September 2013 ( 10:05)
Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 September 2013 (11:15)




SISTEM INFORMASI KESEHATAN


PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENGGUNA LAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi (information Technology)? Secara umum pengertian teknologi Informasi adalah suatu studi perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Dengan kata lain, teknologi informasi adalah berbagai fasilitas yang terdiri dari hardware dan software untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi bagi masyarakat dengan cepat dan berkualitas.
Menurut Wikipedia, pengertian teknologi informasi (TI) secara bahasa merupakan istilah dalam bidang teknologi apapun dalam kehidupan manusia yang bermanfaat untuk mengubah, membantu, mengkomunikasikan, menyimpan dan menyebarkan informasi.
Teknologi informasi tidak hanya penting sebagai alat komunikasi via elektronik saja, melainkan merupakan perangkat penting yang seharusnya dimiliki dalam bisnis sebagai sarana untuk berkoordinasi dan pengarsipan dokumen-dokumen penting.
Kegunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup hampir di semua bidang ilmu, tidak terkecuali di bidang kesehatan. Saat ini perkembangan bidan teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT(InformaticTechnology).Perkembangan dunia IT berdampak juga padaperkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. 
Dewasa  ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam pelaksanaannya. Diharapkan dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan, serta semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi(ICT), maka diharapkan pelayanan yang diberikan akan semakin berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia
Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Dengan jumlah tenaga perawat yang paling besar di lingkungan rumah sakit, keberadaan pelayanan keperawatan harus mampu dimanage dengan baik untuk menghasilkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Peningkatan kualitas sistem informasi keperawatan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini perkembangan sistem informasi keperawatan di negeri ini belum berjalan dengan baik.
Kini banyak sekali penerapan teknologi informasi dalam kesehatan khususnya pada pelayanan keperawatan, misalnya Personal Digital  Assistant  (PDA) yang merupakan alat yang sangat membantu perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian keperawatan, selain itu ada pula alat yang digunakan untuk memanggil perawat, alat ini sangat efektif ketika klien akan membutuhkan pertolongan perawat hanya dengan menekan tombol saja tanpa keluar dari ruangan untuk menuju nurse station.
Klien akan merasa puas jika mereka merasakan adanya kemudahan,kecepatan, dan ketepatan dalam pelayanan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi peranan teknologi informasi mengakibatkan semakin tinggi pula kepuasan klien. Peranan teknologi informasi dapat meningkatkan kepuasan pasien melalui kualitas layanan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peranan teknologi informasi, semakin tinggi pula kepuasan pasien, melalui peningkatan kualitas layanan di rumah sakit dengan menerapakan beberapa penggunaan teknologi informasi.
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas. Perawat yaitu tenaga profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan dan memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami masalah kesehatan. Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau klien dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui layanan keperawatan. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi yaitu : Fungsi dependen perawat, fungsi independen perawat dan fungsi interdependen perawat.
Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan.Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.
Standar pengetahuan perawat yang harus dimiliki diantaranya ilmu biomedis, farmakologi, hukum, manajemen dan yang lainnya,.Sehingga di lapangan perawat akhirnya harus memiliki kemampuan melakukan analisa kebutuhan pasien dengan analisa keilmuan yang tepat dan benar.Perawat melakukan interaksi di rumah sakit selama 24 jam, sehingga tahu pada setiap perubahan respon pasien. Kebutuhan pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan memberikan respon terhadap pasien, sehingga perawat melakukan fungsi advocacy pasien sehubungan dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan, memproses, memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam Malliarou & Zega, 2009). Banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan system informasi.Manfaat tersebut tidak hanya mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan serta keakuratan dalam perawatan, tetapi tetapi juga menurunkan biaya kesehatan dengan koordinasi dan peningkatan kualitas pelayanan.
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Manfaat Sistem Informasi Keperawatan
Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan.
Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan keperawatan.Perawat dapat memiliki pandangan terhadap data secara terintegrasi (misalnya integrasi antara perawat dan dokter dalam rencana perawatan pasien).

Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Di samping itu, data yang tercatat dengan menggunakan sistem informasi keperawatan akan lebih terjamin keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut
1.      Mendukung manajemen kesehatan.
2.      Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3.      Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4.      Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti(evidence-based decision).
5.      Mengalokasikan sumber daya secara optimal.
6.      Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi.
 7.   Membantu penilaian transparansi 
Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem.Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien.Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat.Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC).Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).

Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan pasien.Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008).Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.
  

DAFTAR PUSTAKA

Nisya Rifiani dan Hartanti Sulihandari, 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan. Penerbit Dunia Cerdas : Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi.
Ningsih, Ratna. 2010. Penerapan Sistem Informasi Keperawatan dalam Kelengkapan Dokumentasi                    Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.