PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENGGUNA LAYANAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi (information
Technology)? Secara umum pengertian
teknologi Informasi adalah suatu studi perancangan,
implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis
komputer, khususnya perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software).
Dengan
kata lain, teknologi informasi adalah berbagai fasilitas yang terdiri dari
hardware dan software untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi bagi
masyarakat dengan cepat dan berkualitas.
Menurut
Wikipedia, pengertian teknologi informasi (TI) secara bahasa merupakan istilah
dalam bidang teknologi apapun dalam kehidupan manusia yang bermanfaat untuk
mengubah, membantu, mengkomunikasikan, menyimpan dan menyebarkan informasi.
Teknologi
informasi tidak hanya penting sebagai alat komunikasi via elektronik saja,
melainkan merupakan perangkat penting yang seharusnya dimiliki dalam bisnis
sebagai sarana untuk berkoordinasi dan pengarsipan dokumen-dokumen penting.
Kegunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup hampir di
semua bidang ilmu, tidak terkecuali di bidang kesehatan. Saat ini perkembangan
bidan teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT(InformaticTechnology).Perkembangan dunia IT berdampak juga padaperkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia.
Dewasa ini dunia kesehatan modern telah
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta
efektifitas dalam pelaksanaannya. Diharapkan dengan berkembangnya teknologi di
bidang kesehatan, serta semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi(ICT), maka
diharapkan pelayanan yang diberikan akan semakin berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal
tersebut, diperlukan suatu teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan
oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia.
Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu
pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Dengan jumlah tenaga
perawat yang paling besar di lingkungan rumah sakit, keberadaan pelayanan
keperawatan harus mampu dimanage dengan baik untuk menghasilkan kualitas mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan. Peningkatan kualitas sistem informasi
keperawatan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini perkembangan sistem informasi
keperawatan di negeri ini belum berjalan dengan baik.
Kini banyak sekali penerapan teknologi informasi dalam
kesehatan khususnya pada pelayanan keperawatan, misalnya Personal Digital Assistant (PDA) yang merupakan
alat yang sangat membantu perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi
pendokumentasian keperawatan, selain itu ada pula alat yang digunakan untuk
memanggil perawat, alat ini sangat efektif ketika klien akan membutuhkan pertolongan perawat hanya dengan menekan tombol
saja tanpa keluar dari ruangan untuk menuju nurse station.
Klien akan merasa puas jika mereka merasakan adanya kemudahan,kecepatan, dan ketepatan dalam pelayanan. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi peranan teknologi informasi mengakibatkan semakin tinggi pula kepuasan
klien. Peranan teknologi informasi dapat meningkatkan kepuasan pasien melalui kualitas layanan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peranan
teknologi informasi, semakin tinggi pula kepuasan pasien, melalui peningkatan kualitas layanan di rumah sakit dengan menerapakan beberapa penggunaan
teknologi informasi.
Kesehatan
pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat
untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas. Perawat yaitu tenaga
profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan dalam
melaksanakan dan memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami masalah
kesehatan. Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,
mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau klien dalam kondisi
sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui layanan
keperawatan. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai
fungsi yaitu : Fungsi dependen perawat, fungsi independen perawat dan fungsi
interdependen perawat.
Tugas
perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun
juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA,
bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan
penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada
pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas
perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan
secara manual atau tulis tangan.Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas
perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil
pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.
Standar pengetahuan perawat yang harus dimiliki diantaranya ilmu
biomedis, farmakologi, hukum, manajemen dan yang lainnya,.Sehingga di
lapangan perawat akhirnya harus memiliki kemampuan melakukan analisa kebutuhan
pasien dengan analisa keilmuan yang tepat dan benar.Perawat melakukan interaksi
di rumah sakit selama 24 jam, sehingga tahu pada setiap perubahan respon pasien.
Kebutuhan pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan
memberikan respon terhadap pasien, sehingga perawat melakukan fungsi advocacy pasien
sehubungan dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari
manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data
dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem
informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan, memproses,
memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan informasi yang
dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et
al., 2007 dalam Malliarou & Zega, 2009). Banyak manfaat yang didapatkan
dalam penggunaan system informasi.Manfaat tersebut tidak hanya mengurangi
kesalahan dan meningkatkan kecepatan serta keakuratan dalam perawatan, tetapi
tetapi juga menurunkan biaya kesehatan dengan koordinasi dan peningkatan
kualitas pelayanan.
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat
dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu
pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis
dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain menyebutkan bahwa
SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua
tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Manfaat
Sistem Informasi Keperawatan
Manfaat
penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit salah satunya
adalah membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan.
Perawat
menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji pasien
secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan
keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan keperawatan.Perawat dapat
memiliki pandangan terhadap data secara terintegrasi (misalnya integrasi antara
perawat dan dokter dalam rencana perawatan pasien).
Dengan
memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut perawat dapat menghemat
waktu untuk melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara
manual. Di samping itu, data yang tercatat dengan menggunakan sistem informasi
keperawatan akan lebih terjamin keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan
hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang berdasarkan paper base,
dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk terjadi. Selain
itu keberadaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan
dan efisien kerja dari tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).
Begitu
banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu
para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut
1.
Mendukung manajemen
kesehatan.
2.
Mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan.
3.
Mengintervensi
masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4.
Pembuatan keputusan
dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti(evidence-based decision).
5.
Mengalokasikan sumber
daya secara optimal.
6.
Membantu peningkatan
efektivitas dan efisiensi.
7. Membantu penilaian transparansi
Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem.Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien.Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat.Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC).Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan pasien.Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008).Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nisya Rifiani dan Hartanti Sulihandari, 2013. Prinsip-Prinsip
Dasar Keperawatan. Penerbit Dunia Cerdas : Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi.
Ningsih, Ratna. 2010. Penerapan Sistem Informasi Keperawatan dalam Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar