Kamis, 25 April 2019

LITERATUR REVIEW


LITERATUR REVIEW
PENGARUH SARI KURMA TERHADAP PENINGKATAN TROMBOCYT PADA DEMAM BERDARAH


Disusun Untuk Memenuhi Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Mahasiswa Program S1 Ilmu Keperawatan






Description: logo STIKes.jpg







Disusun Oleh :
1.        Ayu Pragista Rahmawi
2.        Dedeh Siti Kurniasih
3.        Tati Haryati





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BINA PUTER BANJAR
TAHUN 2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas Literatur Review Mata Kuliah Promosi kesehatan. Tugas ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Kami dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata Kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjar,     April 2019


Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Manfaat Penulisan

1
3
3
3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.Revieu Jurnal
2.2.Paper Analiss
2.3.Jurnal Comparison


5
14
14

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

Daftar Pustaka

17
17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang (Supharta, 2008). Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri pada mata, nyeri punggung, hingga tanda-tanda perdarahan (Kemenkes RI, 2015). Insidensi DBD meningkat secara signifikan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Diperkirakan saat ini di seluruh dunia sekitar 2,5 milyar orang memiliki risiko terjangkit DBD terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan negara-negara tropis dan subtropis. Saat ini sekitar 50 juta kasus DBD ditemukan setiap tahun, sementara 500.000 kasus memerlukan penanganan di Rumah Sakit. Dari kasus di atas, sekitar 21.000 kematian terjadi setiap tahunnya (WHO, 2011). Di Asia, penyakit DBD menempati urutan pertama dengan jumlah penderita DBD terbanyak setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2010). Di Indonesia sejak tahun 2014 sampai pertengahan bulan Desember 2015 tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Kemenkes RI, 2015). Trombositopenia merupakan manifestasi yang biasa terjadi pada pasien DBD. Terjadinya trombositopenia diduga disebabkan oleh virus dengue yang menyebabkan supresi sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya produksi tombosit yang akan menyebabkan terjadinya trombositopenia. Terdapatnya antibodi antitrombosit juga dapat menyebabkan terjadinya trombositopenia (Hadinegoro, 2004) Sampai saat ini obat kimia yang efektif mengatasi trombositopenia masih banyak dipertanyakan, terutama trombositopenia yang disebabkan oleh kegagalan produksi trombosit. Flavonoid diduga mampu meningkatkan jumlah trombosit. Salah satu buah yang mengandung flavonoid adalah buah kurma (Roihatul, 2013). Buah kurma (Phoenix dactylifera) kaya dengan protein, serat, glukosa dan vitamin seperti vitamin A (β-karoten), B1 (tiamin), B2 (riboflavin), C (asam askorbat), Biotin, Niasin, asam folat dan terdapat zat mineral seperti Besi, Kalsium, Sodium dan potassium (Habib & Ibrahim, 2011). Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8- 2%, kadar glukosa sekitar 72-88%, dan kadar serat 2-4% (Chao & Krueger, 2007).


1.2         Rumusan Masalah
. Berdasarkan pada data tersebut maka rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah Ada Pengaruh Sari Kurma Terhadap Peningkatan Trombocyt Pada Pasien Demam Berdarah ? “

1.3         Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan literatur review ini, penulis bagi menjadi dua yaitu:
1.3.1   Tujuan Umum
Memperoleh gambaran hasil peemebrian sari kurma terhadap peningkatan trombocyt pada pasien Demam Berdarah.
1.3.2   Tujuan khusus
a.         Untuk mengetahui gambaran hasil peningkatan trombocyt pada Demam Berdarah setelah diberi Sari Kurma.
b.        Untuk menganalisis efektifitas tindakan pemberian sari kurma terhadap peningkatan trombocyt pada Demam Berdarah

1.4         Manfaat Penulisan
1.4.1   Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat membandingkan secara teori dan lapangan keefektifan pemberian Sari kurma terhadap peningkatan trombosyt dan dapat  dijadikan pedoman dalam pelaksanaan perawatan di ruangan rawat inap .
1.4.2   Manfaat Praktis
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan dalam penerapan pemberian tindakan perawatan mandiri perawat  secara non farmakologi dalam meningkatkan trombocyt pada Demam Berdarah.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menggambarkan tentang literature review dengan judul Efektifitas Sari Kurma Terhadap Penigkatan Trombocyt pada pasien Demam Berdarah. Berdasarkan literature screenning, ditemukan 2 tema yaitu : ANALISA KHASIAT SARI KURMA TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ; EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS KURMA DALAM MENINGKATKAN TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSU BUNDA PURWOKERTO

2.1    Jurnal Review
1.         Paper 1
Judul : ANALISA KHASIAT SARI KURMA TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
a.       Kekuatan :
Yang menjadi kekuatan pada jurnal ini adalah sample yang di ambil sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 orang kelompok perlakuan dan 20 orang kelompok kontrol.
a.         Besar Asosiasi (hasil Statistik):
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata trombosit sebelum yang diberikan sari kurma jumlah trombosit 36500 ± 10490 dan hasil trombosit responden sebelum yang tidak diberikan sari kurma jumlah trombositnya adalah 41500 ± 13124, yang mana hasil uji T-test p-value 0.191 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara responden yang diberikan sari kurma dengan yang tidak diberikan sari kurma (p-value > 0,05) Hari pertama responden yang diberikan sari kurma trombositnya meningkat menjadi 61000±19550 dan responden yang tidak diberikan sari kurma jumlah trombositnya ratarata 52800±15171, yang mana hasil uji T-test pvalue 0,147 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara responden yang diberikan sari kurma dengan yang tidak diberikan sari kurma (p-value > 0,05), dan hari kedua responden yang diberikan sari kurma rata-rata jumlah trombosit 97200±24386 dan responden yang tidak diberikan sari kurma jumlah trombositnya rata-rata 66450 ± 12504 (p-value=0,000) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara responden yang diberikan sari kurma dengan yang tidak diberikan sari kurma (p-value < 0,05.
b.        Replikasi dari temuan peneliti sebelumnya :
Kusuma (2009) mengenai metabolism sari kurma pada pasien dewasa dengan demam berdarah dengue membuktikan bahwa persentase peningkatan jumlah trombosit per hari pada pasien DBD dengan pemberian kurma lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Ratarata persentase peningkatan trombosit per hari dengan pemberian kurma yaitu sebesar 23,90%. Rata-rata persentase peningkatan trombosit per hari kontrol yaitu sebesar 8,09%.
Hartoyo (2008) dan Ahmed dkk. (2008) yang menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan kebiasaan nyamuk Aedes aegepty yang aktif menggigit pada siang hari dengan dua puncak aktivitas yaitu pada pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00, pada jam tersebut anak kebanyakan bermain diluar rumah terutama lakilaki.
Menurut Marzuki dkk (2012) yang menggunakan hewan coba mengalami peningkatkan jumlah trombosit pada tikus. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2009) mengenai metabolism sari kurma pada pasien dewasa dengan demam berdarah dengue membuktikan bahwa persentase peningkatan jumlah trombosit perhari pada pasien DBD dengan pemberian kurma lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Sari kurma diberikan kepada 14 pasien berjenis kelamin pria dengan umur 15-35 tahun dengan dosis 30 mL perhari dengan kontrol pembanding digunakan data rekam medis sebanyak 9 orang. Rata-rata persentase peningkatan trombosit perhari dengan pemberian kurma yaitu sebesar 23,90%. Rata-rata persentase peningkatan trombosit per harikontrol yaitu sebesar 8,09%.
Kusuma (2009) dengan penelitian ini adalah tetap dilakukannya intervensi pemberian cairan infus dan obat-obatan terhadap responden sehingga responden pada kedua penelitian ini bersifat homogen dan hasil penelitian keduanya tetap menunjukkan hasil yang sama yaitu terjadi peningkatan jumlah trombosit setelah intervensi pemberian sari kurma.
d.        Spesifisitas:
Sari kurma mengandung asam askorbat yang fungsi dalalm membantu perbaikan pembuluh darah (Chao & Krueger, 2007), Pemberian sari kurma memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah trombosit pada hari kedua dan ketiga dimana jumlah trombosit mengalami peningkatan yang cepat dibandingkan dengan yang tidak diberikan sari kurma.
e.         Jenis Intervensi :
Diberikan sari kurma sebanyak 30 ml per hari pada kelompok perlakuan dan kepada kelompok kontrol tidak diberikan sari kurma akan tetapi hanya diberikan prosedur pemberian rumatan cairan pada demam berdarah.
f.         Klausabilitas:
Kandungan sari kurma yang secara tidak langsung juga dapat meningkatkan jumlah trombosit yaitu zat mineral seperti zat besi yang essensial bagi pembentukan hemoglobin. Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke sumsum tulang dan akan digunakan untuk membentuk hemoglobin bagi sel darah merah baru yang akan mengikat oksigen untuk kebutuhan metabolisme sel terutama ke hati sehingga hati dapat melaksanakan fungsinya dengan baik termasuk menghasilkan hormon Trombopoietin (hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh hepatosit). Fungsi hormon ini untuk meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit (Linder, 2006).
Vitamin C yang terkandung dalam sari kurma juga dapat meningkatkan penyerapan besi terutama dengan mereduksi besi feri menjadi fero (besi fero lebih mudah diserap usus daripada besi feri sehingga dapat digunakan secara langsung untuk membentuk hemoglobin dalam proses pembentukan sel darah merah). Selain itu, vitamin B12 dan asam folat yang terkandung dalam sari kurma juga berfungsi dalam perbaikan fungsi sumsum tulang yang akan mempengaruhi proses megakariopoiesis dimana bila terjadi defisiensi kedua vitamin ini maka sumsum tulang akan membentuk megakariosit yang besar dan hiperlobulus. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal semua fungsi sel seperti sumsum tulang. Vitamin ini merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia yaitu metionin sintetase dan metimalonil-KoA mutase. Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metil 5- metiltetrahidrofolat dipindahkan ke kobalamin untuk membentuk metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk akhir adalah metionin, kobalamin, H4 folat yang dibutuhkan dalam pembentukan poliglutamil folat 5, 10-metil-H4 folat yang merupakan kofaktor timidilat sintase dan akhirnya untuk sintesis DNA (Onuh, 2012)
g.        Koherensi/Kesesuaian :
Terdapat kesesuaian antara penliti saat ini dengan peneliti penekiti sebelumnya.
h.        Bukti ekperimen :
Sari kurma mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah trombosit pada penderita DBD pada hari ke 2, 3, 4 secara signifikant
i.          Kekurangan :
Tidak memunculkan prosedur tindakan secara rinci
2.         Paper 2
Judul : EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS KURMA DALAM MENINGKATKAN TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSU BUNDA PURWOKERTO
a.         Kekuatan :
Yang menjadi kekuatan pada jurnal ini adalah keberadaan sample sebanyak 60 orang dimana dibagi 2 menjadi 30 kelompok perlakuan dan 30 kelompok control.
b.      Besar Asosiasi (hasil Statistik) :
Hasil uji homogenitas didapatkan data dengan berdistribusi normal. Kadar trombosit darah sesudah hari ke–3 pada kelompok perlakuan (sesudah diberikan jus kurma) memiliki nilai rata – rata 115200.00/ul, sedangkan pada kelompok kontrol (yang tidak diberikan jus kurma) memiliki nilai rata – rata 92300.00/ul seperti terlihat pada Tabel 4. Hasil uji statistic menunjukkan nilai p = 0.039 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
c.         Reflikasi penelitian sebelumnya
Pemberian jus kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah dibandingkan hanya diberikan asupan nutrisi dari rumah sakit saja pada pasien DBD yang memiliki selisih 22900.00/ul, walaupun keduanya memberikan efek yang sama terhadap peningkatan kadar trombosit darah (Deiana, 2007)
Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari (Kawthalkar, 2006).
Bahan bahan utama yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah Asam folat, vitamin B12, besi, kobalt, magnesium, Cu, Zn, Asam amino, vitamin C, B kompleks, dan lain-lain. Untuk itu pemberian jus kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah Menurut Rakhmawan (2006)
Kurma mengandung nutrisi yang berguna bagi tubuh dan kandungan glukosanya lebih besar dari buah buahan lainnya (Handita, 2010).

d.        Spesifitas
Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aegypti dan Aides albopictus (Fathi & Wahyuni, 2005). Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam (Hadinegoro, 2001). Kadangkadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock. DBD menyebabkan Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 dan ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg dan hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih (Deiana, 2007)
e.         Jenis Experimen :
Penelitian eksperimental invitrodengan rancangan pre test and post test with control group design melalui pemeriksaan kadar trombosit darah Pre dan Post hari ke-3 pada kelompok perlakuan dan kelompok control setelah pemberian jus kurma. menilai seberapa besar kenaikan angka trombosit setelah pemberian jus kurma pada hari ke-3 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (yang tidak diberikan jus kurma) pada pasien DBD di Rumah Sakit Umum Bunda.

f.         Klausabilitas:
Jus kurma dan diit rumah sakit merupakan makanan yang mampu meningkatkan status nutrisi pasien yang mengalami kekurangan kadar trombosit darah (Duma, Darmawansyah & Arsin, 2007). Dukungan gizi yang tidak adekuat selama di rumah sakit akan mengakibatkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas serta memperpanjang lama rawat inap (Keele, Neil & Joels, 2004). Kurma mengandung nutrisi yang berguna bagi tubuh dan kandungan glukosanya lebih besar dari buah buahan lainnya (Handita, 2010). Kandungan zat besinya yang tinggi membantu pembentukan haemoglobin yang dapat membantu mengangkut oksigen lebih besar sehingga membantu mempercepat metabolisme dalam sel. Peningkatan metabolism ini akan meningkatkan produksi energi yang berguna untuk memperhankan sel agar tidak rusak dan membangun kembali sel yang rusak (Cahyo, 2010).
g.        Koherensi/Kesesuaian :
Terdapat kesesuaian antara hsil penelitian dengan penelitian – penelitian sebelumnya.
h.        Kekurangan :
Tidak adanya prosedur pemberian sari kurma kepada pasien demam berdarah.


2.2    Jurnal Analysis
Jurnal Analisis
Paper 1
Paper 2
Populasi
40 orang
60 orang
Intervensi
memberkan sari kurma 30 ml perhari
Tidak muncul data intervensi yang di berikan
Comparasi
Hasil penelitian sama dengan teori yang ada dan hasil penelitian penelitian sebelumnya
Hasil penelitian sama dengan hasil penelitian – penelitian sebelumnyaa dan sama dengan teori yang ada
Outcome
sari kurma mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah trombosit pada penderita DBD.
Hasil penelitian menunjukkan: nilai rata-rata kadar trombosit darah pre pada kelompok perlakuan adalah lebih kecil dengan rata-rata kadar trombosit darah pre pada kelompok control, nilai rata – rata kadar trombosit darah pre pada kelompok perlakuan lebih kecil dari kadar trombosit darah post 3 hari, nilai rata – rata kadar trombosit darah pre kelompok kontrol lebih kecil dari nilai rata-rata kadar trombosit darah post 3 hari dan Pemberian jus kurma efektif dalam meningkatkan trombosit darah pasien DBD pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol
Time
2 bulan
Tidaak ada data muncul waktu penelitian


2.3    Jurnal Comparison
DBD merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan Arbovirus (arthropodbor virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam (Hadinegoro, 2001).
Keadaan kritis terjadi mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock. DBD menyebabkan Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 dan ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000/mm3 dan sebanyak 20% atau lebih (Widoyono, 2011). Pada pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti patekia atau perdarahan mukosa mulut. Hal ini disebabkan karena trombosit tidak ataukurang diproduksi di sumsum tulang atau karena kerusakan trimbosit pada sirkulasi darah (Tarwoto dkk., 2008)
Banyak penelitian telah dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk mengatasi penyakit dengan defisiensi trombosit. Buah jambu biji merah, buah angkak, daun ubi jalar, air kelapa muda dan kurma secara empirik dapat digunakan pada kasus defisiensi trombosit (Bermawie, 2006; Sahutu, 2010).
Buah kurma (Phoenix dactylifera) kaya dengan protein, serat, glukosa dan vitamin seperti vitamin A (β-karoten), B1 (tiamin), B2 (riboflavin), C (asam askorbat), Biotin, Niasin, asam folat dan terdapat zat mineral seperti Besi, Kalsium, Sodium dan potassium (Habib & Ibrahim, 2011). Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8- 2%, kadar glukosa sekitar 72-88%, dan kadar serat 2-4% (Chao & Krueger, 2007). Kandungan sari kurma yang secara tidak langsung juga dapat meningkatkan jumlah trombosit yaitu zat mineral seperti zat besi yang essensial bagi pembentukan hemoglobin. Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke sumsum tulang dan akan digunakan untuk membentuk hemoglobin bagi sel darah merah baru yang akan mengikat oksigen untuk kebutuhan metabolisme sel terutama ke hati sehingga hati dapat melaksanakan fungsinya dengan baik termasuk menghasilkan hormon Trombopoietin (hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh hepatosit). Fungsi hormon ini untuk meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit (Linder, 2006). Vitamin C yang terkandung dalam sari kurma juga dapat meningkatkan penyerapan besi terutama dengan mereduksi besi feri menjadi fero (besi fero lebih mudah diserap usus daripada besi feri sehingga dapat digunakan secara langsung untuk membentuk hemoglobin dalam proses pembentukan sel darah merah). Selain itu, vitamin B12 dan asam folat yang terkandung dalam sari kurma juga berfungsi dalam perbaikan fungsi sumsum tulang yang akan mempengaruhi proses megakariopoiesis dimana bila terjadi defisiensi kedua vitamin ini maka sumsum tulang akan membentuk megakariosit yang besar dan hiperlobulus.
 BAB III
PENUTUP

3.1.       Keimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan tindakan pemberian sari kurma sangat efektif dalam meningkatkan trombocyt pada kasus demam berdarah.

3.2.       Saran
1.        Teoritis
a.         Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi ilmu keperawatan dalam menentukan intervensi mandiri keperawatan dalam menangani pasien demam berdarah.
b.         Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk aplikasi keperawatan khususnya dalam pelayanan promotif dan preventif dalam manajemen perawatan pasien demam berdarah.
c.         .Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih rinci dan lama supaya dapat menghasilkan keakuratan hasil
d.        Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi mahasiswa tentang manfaat pemberian sari kurma terhadap peningkatan trombocyt.


2.        Praktis
a.         Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam pemberian tindakan non farmakologi yang di kombinasi dengan pemeriksaan medis dan disiplin lainnya
b.         Pemebrian sari kurma dapat memberikan manfaat dalam peningkatan status nutrisi dan imun pasien.

 DAFTAR PUSTAKA

Habib HM & Ibrahim WH. 2011. Nutritional quality of 18 date fruitvarieties, International Journal of Food Sciences and Nutrition, 62 (5): 544-551 Hadinegoro S, Soegijanto S, Wuryadi S & Seroso T. 2001. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dep.Kes RI. Jakarta.
 Hartoyo E. 2008. Spektrum klinis demam berdarah dengue pada anak, Sari Pediatri. Vol. 10, No. 3.
Kusuma MAN. 2009. Metabolisme sari kurma pada pasien demam berdarah dengue: studi hematologis. Disertasi diterbitkan. Bogor: Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Linder M. 2006. Biokimia nutrisi dan metabolisme. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi. UI: Jakarta.
Marzuki A., Ibrahim N., Uslam. 2012. „Pengaruh pemberian sari buah kurma (Phoenix Dactylifera L) terhadap perubahan jumlah trombosit pada tikus (Rattus norvegicus)‟, Majalah Farmasi dan farmakologi, Volume 16(2):85-88 Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Ed. Rev. Jakarta : Rineka cipta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2005).Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dep.Kes.RI. Jakarta
Djunaedi.D.(2006).Demam Berdarah dengue[DBD]Epidemiologi, Imunopatologi,Patogenesis, Diagnosis dan Penatalaksanaan. UMM Press. Malang
Duma.N.,Darmawansyah & Arsin.AA.(2007).Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Baruga Kota Kendari.4(2):91-100