LITERATUR REVIEW
PENGARUH SARI
KURMA TERHADAP PENINGKATAN TROMBOCYT PADA DEMAM BERDARAH
Disusun Untuk Memenuhi Satu Tugas Mata Kuliah
Promosi Kesehatan
Mahasiswa Program S1 Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh :
1.
Ayu
Pragista Rahmawi
2.
Dedeh
Siti Kurniasih
3.
Tati
Haryati
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKes)
BINA PUTER
BANJAR
TAHUN 2019
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas Literatur
Review Mata Kuliah Promosi kesehatan. Tugas ini telah Kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu Kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Kami dapat memperbaiki tugas
ini.
Akhir kata Kami
berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Banjar, April 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
|
i
|
Daftar
Isi
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
1.1.Latar
Belakang
1.2.Rumusan
Masalah
1.3.Tujuan
Penulisan
1.4.Manfaat
Penulisan
|
1
3
3
3
|
BAB II HASIL DAN
PEMBAHASAN
2.1.Revieu
Jurnal
2.2.Paper
Analiss
2.3.Jurnal
Comparison
|
5
14
14
|
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
3.2.
Saran
Daftar
Pustaka
|
17
17
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di
dunia terutama negara berkembang (Supharta, 2008). Demam Berdarah Dengue
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang
ke orang lain melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak
berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri pada mata, nyeri punggung,
hingga tanda-tanda perdarahan (Kemenkes RI, 2015). Insidensi DBD meningkat
secara signifikan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Diperkirakan
saat ini di seluruh dunia sekitar 2,5 milyar orang memiliki risiko terjangkit
DBD terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan negara-negara tropis
dan subtropis. Saat ini sekitar 50 juta kasus DBD ditemukan setiap tahun,
sementara 500.000 kasus memerlukan penanganan di Rumah Sakit. Dari kasus di
atas, sekitar 21.000 kematian terjadi setiap tahunnya (WHO, 2011). Di Asia, penyakit
DBD menempati urutan pertama dengan jumlah penderita DBD terbanyak setiap
tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2010). Di Indonesia sejak tahun
2014 sampai pertengahan bulan Desember 2015 tercatat penderita DBD di 34
provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal
dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun
2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal
sebanyak 871 penderita (Kemenkes RI, 2015). Trombositopenia merupakan
manifestasi yang biasa terjadi pada pasien DBD. Terjadinya trombositopenia diduga
disebabkan oleh virus dengue yang menyebabkan supresi sumsum tulang sehingga
menyebabkan berkurangnya produksi tombosit yang akan menyebabkan terjadinya
trombositopenia. Terdapatnya antibodi antitrombosit juga dapat menyebabkan
terjadinya trombositopenia (Hadinegoro, 2004) Sampai saat ini obat kimia yang
efektif mengatasi trombositopenia masih banyak dipertanyakan, terutama
trombositopenia yang disebabkan oleh kegagalan produksi trombosit. Flavonoid
diduga mampu meningkatkan jumlah trombosit. Salah satu buah yang mengandung
flavonoid adalah buah kurma (Roihatul, 2013). Buah kurma (Phoenix dactylifera)
kaya dengan protein, serat, glukosa dan vitamin seperti vitamin A (β-karoten),
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), C (asam askorbat), Biotin, Niasin, asam folat dan
terdapat zat mineral seperti Besi, Kalsium, Sodium dan potassium (Habib &
Ibrahim, 2011). Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8- 2%, kadar glukosa
sekitar 72-88%, dan kadar serat
2-4% (Chao & Krueger, 2007).
.
Berdasarkan pada data tersebut maka rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah
Ada Pengaruh Sari Kurma Terhadap Peningkatan Trombocyt Pada Pasien Demam
Berdarah ? “
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
penyusunan literatur review ini,
penulis bagi menjadi dua yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh
gambaran hasil peemebrian sari
kurma terhadap peningkatan trombocyt pada
pasien Demam Berdarah.
1.3.2 Tujuan khusus
a.
Untuk
mengetahui gambaran hasil peningkatan trombocyt pada Demam Berdarah setelah
diberi Sari Kurma.
b.
Untuk
menganalisis efektifitas tindakan pemberian sari kurma
terhadap peningkatan trombocyt pada Demam Berdarah
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat
teoritis dari penelitian ini adalah dapat membandingkan secara teori dan
lapangan keefektifan pemberian Sari kurma terhadap peningkatan trombosyt dan
dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan perawatan di ruangan rawat inap .
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil laporan kasus ini diharapkan
dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan dalam
penerapan pemberian tindakan perawatan mandiri perawat secara non farmakologi dalam meningkatkan
trombocyt pada Demam Berdarah.
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menggambarkan tentang literature review dengan judul Efektifitas Sari Kurma Terhadap Penigkatan
Trombocyt pada pasien Demam Berdarah. Berdasarkan literature screenning, ditemukan 2 tema yaitu : ANALISA KHASIAT SARI
KURMA TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ;
EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS KURMA DALAM MENINGKATKAN TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM
BERDARAH DENGUE DI RSU BUNDA PURWOKERTO
2.1
Jurnal Review
1.
Paper 1
Judul : ANALISA
KHASIAT SARI KURMA TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
a. Kekuatan :
Yang menjadi kekuatan
pada jurnal ini adalah sample yang di ambil sebanyak 40 orang yang terdiri dari
20 orang kelompok perlakuan dan 20 orang kelompok kontrol.
a.
Besar Asosiasi (hasil Statistik):
Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata trombosit sebelum yang diberikan sari kurma jumlah
trombosit 36500 ± 10490 dan hasil trombosit responden sebelum yang tidak diberikan
sari kurma jumlah trombositnya adalah 41500 ± 13124, yang mana hasil uji T-test
p-value 0.191 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
responden yang diberikan sari kurma dengan yang tidak diberikan sari kurma
(p-value > 0,05) Hari pertama responden yang diberikan sari kurma trombositnya
meningkat menjadi 61000±19550 dan responden yang tidak diberikan sari kurma
jumlah trombositnya ratarata 52800±15171, yang mana hasil uji T-test pvalue
0,147 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara responden yang
diberikan sari kurma dengan yang tidak diberikan sari kurma (p-value >
0,05), dan hari kedua responden yang diberikan sari kurma rata-rata jumlah
trombosit 97200±24386 dan responden yang tidak diberikan sari kurma jumlah
trombositnya rata-rata 66450 ± 12504 (p-value=0,000) menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara responden yang diberikan sari kurma dengan yang
tidak diberikan sari kurma (p-value < 0,05.
b.
Replikasi dari temuan peneliti
sebelumnya :
Kusuma (2009)
mengenai metabolism sari kurma pada pasien dewasa dengan demam berdarah dengue
membuktikan bahwa persentase peningkatan jumlah trombosit per hari pada pasien
DBD dengan pemberian kurma lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol.
Ratarata persentase peningkatan trombosit per hari dengan pemberian kurma yaitu
sebesar 23,90%. Rata-rata persentase peningkatan trombosit per hari kontrol
yaitu sebesar 8,09%.
Hartoyo (2008)
dan Ahmed dkk. (2008) yang menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan kebiasaan
nyamuk Aedes aegepty yang aktif menggigit pada siang hari dengan dua puncak
aktivitas yaitu pada pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00, pada jam tersebut anak
kebanyakan bermain diluar rumah terutama lakilaki.
Menurut Marzuki
dkk (2012) yang menggunakan hewan coba mengalami peningkatkan jumlah trombosit
pada tikus. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2009) mengenai metabolism
sari kurma pada pasien dewasa dengan demam berdarah dengue membuktikan bahwa
persentase peningkatan jumlah trombosit perhari pada pasien DBD dengan
pemberian kurma lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Sari kurma
diberikan kepada 14 pasien berjenis kelamin pria dengan umur 15-35 tahun dengan
dosis 30 mL perhari dengan kontrol pembanding digunakan data rekam medis
sebanyak 9 orang. Rata-rata persentase peningkatan trombosit perhari dengan
pemberian kurma yaitu sebesar 23,90%. Rata-rata persentase peningkatan
trombosit per harikontrol yaitu sebesar 8,09%.
Kusuma (2009)
dengan penelitian ini adalah tetap dilakukannya intervensi pemberian cairan
infus dan obat-obatan terhadap responden sehingga responden pada kedua
penelitian ini bersifat homogen dan hasil penelitian keduanya tetap menunjukkan
hasil yang sama yaitu terjadi peningkatan jumlah trombosit setelah intervensi
pemberian sari kurma.
d.
Spesifisitas:
Sari kurma
mengandung asam askorbat yang fungsi dalalm membantu perbaikan pembuluh darah
(Chao & Krueger, 2007), Pemberian
sari kurma memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah
trombosit pada hari kedua dan ketiga dimana jumlah trombosit mengalami
peningkatan yang cepat dibandingkan dengan yang tidak diberikan sari kurma.
e.
Jenis Intervensi :
Diberikan sari
kurma sebanyak 30 ml per hari pada kelompok perlakuan dan kepada kelompok kontrol tidak diberikan sari kurma akan tetapi hanya diberikan prosedur pemberian
rumatan cairan pada demam berdarah.
f.
Klausabilitas:
Kandungan sari
kurma yang secara tidak langsung juga dapat meningkatkan jumlah trombosit yaitu
zat mineral seperti zat besi yang essensial bagi pembentukan hemoglobin. Besi
yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah diserap ke dalam darah
untuk disalurkan ke sumsum tulang dan akan digunakan untuk membentuk hemoglobin
bagi sel darah merah baru yang akan mengikat oksigen untuk kebutuhan
metabolisme sel terutama ke hati sehingga hati dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik termasuk menghasilkan hormon Trombopoietin (hormon glikoprotein
yang dihasilkan oleh hepatosit). Fungsi hormon ini untuk meningkatkan jumlah
megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk
menghasilkan lebih banyak trombosit (Linder, 2006).
Vitamin C yang
terkandung dalam sari kurma juga dapat meningkatkan penyerapan besi terutama
dengan mereduksi besi feri menjadi fero (besi fero lebih mudah diserap usus
daripada besi feri sehingga dapat digunakan secara langsung untuk membentuk
hemoglobin dalam proses pembentukan sel darah merah). Selain itu, vitamin B12
dan asam folat yang terkandung dalam sari kurma juga berfungsi dalam perbaikan
fungsi sumsum tulang yang akan mempengaruhi proses megakariopoiesis dimana bila
terjadi defisiensi kedua vitamin ini maka sumsum tulang akan membentuk
megakariosit yang besar dan hiperlobulus. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah
folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal semua fungsi sel seperti
sumsum tulang. Vitamin ini merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia
yaitu metionin sintetase dan metimalonil-KoA mutase. Reaksi metionin sintetase
melibatkan asam folat. Gugus metil 5- metiltetrahidrofolat dipindahkan ke
kobalamin untuk membentuk metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil
ke homosistein. Produk akhir adalah metionin, kobalamin, H4 folat yang dibutuhkan
dalam pembentukan poliglutamil folat 5, 10-metil-H4 folat yang merupakan
kofaktor timidilat sintase dan akhirnya untuk sintesis DNA (Onuh, 2012)
g.
Koherensi/Kesesuaian :
Terdapat kesesuaian antara
penliti saat ini dengan peneliti penekiti sebelumnya.
h.
Bukti ekperimen :
Sari kurma
mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah trombosit pada
penderita DBD pada hari ke 2, 3, 4 secara signifikant
i.
Kekurangan :
Tidak memunculkan prosedur
tindakan secara rinci
2.
Paper 2
Judul : EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS KURMA DALAM
MENINGKATKAN TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSU BUNDA
PURWOKERTO
a.
Kekuatan :
Yang menjadi kekuatan pada jurnal
ini adalah keberadaan sample sebanyak 60 orang dimana dibagi 2 menjadi 30
kelompok perlakuan dan 30 kelompok control.
b. Besar Asosiasi (hasil Statistik) :
Hasil uji
homogenitas didapatkan data dengan berdistribusi normal. Kadar trombosit darah
sesudah hari ke–3 pada kelompok perlakuan (sesudah diberikan jus kurma)
memiliki nilai rata – rata 115200.00/ul, sedangkan pada kelompok kontrol (yang tidak diberikan jus kurma)
memiliki nilai rata – rata 92300.00/ul seperti terlihat pada Tabel 4. Hasil uji
statistic menunjukkan nilai p = 0.039 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
c.
Reflikasi penelitian sebelumnya
Pemberian jus
kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah dibandingkan hanya diberikan
asupan nutrisi dari rumah sakit saja pada pasien DBD yang memiliki selisih
22900.00/ul, walaupun keduanya memberikan efek yang sama terhadap peningkatan
kadar trombosit darah (Deiana, 2007)
Dianjurkan
pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu, disamping air
putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari (Kawthalkar, 2006).
Bahan bahan
utama yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah Asam folat, vitamin B12,
besi, kobalt, magnesium, Cu,
Zn, Asam amino, vitamin C, B kompleks, dan lain-lain. Untuk itu pemberian jus
kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah Menurut Rakhmawan (2006)
Kurma mengandung
nutrisi yang berguna bagi tubuh dan kandungan glukosanya lebih besar dari buah
buahan lainnya (Handita, 2010).
d.
Spesifitas
Penyakit Demam
Berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aides aegypti dan Aides albopictus (Fathi & Wahyuni,
2005). Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa
penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda
perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam (Hadinegoro, 2001).
Kadangkadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock.
DBD menyebabkan Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 dan ditemukan
penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg dan hemokonsentrasi, meningkatnya
hematrokit sebanyak 20% atau lebih (Deiana, 2007)
e.
Jenis Experimen :
Penelitian
eksperimental invitrodengan rancangan pre test and post test with control group
design melalui pemeriksaan kadar trombosit darah Pre dan Post hari ke-3 pada
kelompok perlakuan dan kelompok control setelah pemberian jus kurma. menilai
seberapa besar kenaikan angka trombosit setelah pemberian jus kurma pada hari
ke-3 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (yang tidak diberikan jus
kurma) pada pasien DBD di Rumah Sakit Umum Bunda.
f.
Klausabilitas:
Jus kurma dan
diit rumah sakit merupakan makanan yang mampu meningkatkan status nutrisi
pasien yang mengalami kekurangan kadar trombosit darah (Duma, Darmawansyah
& Arsin, 2007). Dukungan gizi yang tidak adekuat selama di rumah sakit akan
mengakibatkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas serta memperpanjang lama
rawat inap (Keele, Neil & Joels, 2004). Kurma mengandung nutrisi yang
berguna bagi tubuh dan kandungan glukosanya lebih besar dari buah buahan lainnya
(Handita, 2010). Kandungan zat besinya yang tinggi membantu pembentukan
haemoglobin yang dapat membantu mengangkut oksigen lebih besar sehingga
membantu mempercepat metabolisme dalam sel. Peningkatan metabolism ini akan
meningkatkan produksi energi yang berguna untuk memperhankan sel agar tidak
rusak dan membangun kembali sel yang rusak (Cahyo, 2010).
g.
Koherensi/Kesesuaian :
Terdapat
kesesuaian antara hsil penelitian dengan penelitian – penelitian sebelumnya.
h.
Kekurangan :
Tidak adanya
prosedur pemberian sari kurma kepada pasien demam berdarah.
2.2 Jurnal Analysis
Jurnal Analisis
|
Paper 1
|
Paper 2
|
Populasi
|
40 orang
|
60 orang
|
Intervensi
|
memberkan sari kurma 30 ml perhari
|
Tidak muncul data intervensi yang di berikan
|
Comparasi
|
Hasil penelitian sama dengan teori yang ada dan
hasil penelitian penelitian sebelumnya
|
Hasil penelitian sama dengan hasil penelitian –
penelitian sebelumnyaa dan sama dengan teori yang ada
|
Outcome
|
sari kurma mempunyai pengaruh
signifikan terhadap peningkatan jumlah trombosit pada penderita DBD.
|
Hasil penelitian menunjukkan:
nilai rata-rata kadar trombosit darah pre pada kelompok perlakuan adalah
lebih kecil dengan rata-rata kadar trombosit darah pre pada kelompok control,
nilai rata – rata kadar trombosit darah pre pada kelompok perlakuan lebih
kecil dari kadar trombosit darah post 3 hari, nilai rata – rata kadar
trombosit darah pre kelompok kontrol lebih kecil dari nilai rata-rata kadar
trombosit darah post 3 hari dan Pemberian jus kurma efektif dalam meningkatkan
trombosit darah pasien DBD pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol
|
Time
|
2 bulan
|
Tidaak ada data muncul waktu penelitian
|
2.3 Jurnal Comparison
DBD merupakan suatu infeksi akut yang
disebabkan Arbovirus (arthropodbor virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam
mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri
ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam
(Hadinegoro, 2001).
Keadaan kritis terjadi mimisan, berak
darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock. DBD menyebabkan
Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 dan ditemukan penurunan trombosit
hingga 100.000/mm3 dan sebanyak 20% atau lebih (Widoyono,
2011). Pada pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti
patekia atau perdarahan mukosa mulut. Hal ini disebabkan karena trombosit tidak
ataukurang diproduksi di sumsum tulang atau karena kerusakan trimbosit pada
sirkulasi darah (Tarwoto dkk., 2008)
Banyak penelitian telah dilakukan dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk mengatasi penyakit dengan
defisiensi trombosit. Buah jambu biji merah, buah angkak, daun ubi jalar, air
kelapa muda dan kurma secara empirik dapat digunakan pada kasus defisiensi
trombosit (Bermawie, 2006; Sahutu, 2010).
Buah kurma (Phoenix dactylifera) kaya
dengan protein, serat, glukosa dan vitamin seperti vitamin A (β-karoten), B1
(tiamin), B2 (riboflavin), C (asam askorbat), Biotin, Niasin, asam folat dan
terdapat zat mineral seperti Besi, Kalsium, Sodium dan potassium (Habib &
Ibrahim, 2011). Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8- 2%, kadar glukosa
sekitar 72-88%, dan kadar serat 2-4% (Chao & Krueger, 2007). Kandungan
sari kurma yang secara tidak langsung juga dapat meningkatkan jumlah trombosit
yaitu zat mineral seperti zat besi yang essensial bagi pembentukan hemoglobin.
Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah diserap ke dalam
darah untuk disalurkan ke sumsum tulang dan akan digunakan untuk membentuk
hemoglobin bagi sel darah merah baru yang akan mengikat oksigen untuk kebutuhan
metabolisme sel terutama ke hati sehingga hati dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik termasuk menghasilkan hormon Trombopoietin (hormon glikoprotein
yang dihasilkan oleh hepatosit). Fungsi hormon ini untuk meningkatkan jumlah
megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk
menghasilkan lebih banyak trombosit (Linder, 2006). Vitamin C yang terkandung
dalam sari kurma juga dapat meningkatkan penyerapan besi terutama dengan
mereduksi besi feri menjadi fero (besi fero lebih mudah diserap usus daripada
besi feri sehingga dapat digunakan secara langsung untuk membentuk hemoglobin
dalam proses pembentukan sel darah merah). Selain itu, vitamin B12 dan asam
folat yang terkandung dalam sari kurma juga berfungsi dalam perbaikan fungsi
sumsum tulang yang akan mempengaruhi proses megakariopoiesis dimana bila
terjadi defisiensi kedua vitamin ini maka sumsum tulang akan membentuk
megakariosit yang besar dan hiperlobulus.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Keimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat
diambil kesimpulan tindakan pemberian sari kurma sangat efektif dalam
meningkatkan trombocyt pada kasus demam berdarah.
3.2.
Saran
1.
Teoritis
a.
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi ilmu keperawatan dalam menentukan
intervensi mandiri keperawatan dalam menangani pasien demam
berdarah.
b.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk aplikasi
keperawatan khususnya dalam pelayanan promotif dan preventif dalam manajemen perawatan
pasien demam berdarah.
c.
.Peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih rinci dan lama supaya dapat menghasilkan
keakuratan hasil
d.
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi mahasiswa tentang manfaat
pemberian
sari kurma terhadap peningkatan trombocyt.
2.
Praktis
a.
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam
pemberian tindakan non farmakologi yang di kombinasi dengan pemeriksaan medis
dan disiplin lainnya
b.
Pemebrian
sari kurma dapat memberikan manfaat dalam peningkatan status nutrisi dan imun
pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
Habib
HM & Ibrahim WH. 2011. Nutritional quality of 18 date fruitvarieties,
International Journal of Food Sciences and Nutrition, 62 (5): 544-551
Hadinegoro S, Soegijanto S, Wuryadi S & Seroso T. 2001. Tatalaksana Demam
Berdarah Dengue di Indonesia. Dep.Kes RI. Jakarta.
Hartoyo E. 2008. Spektrum klinis demam
berdarah dengue pada anak, Sari Pediatri. Vol. 10, No. 3.
Kusuma MAN. 2009.
Metabolisme sari kurma pada pasien demam berdarah dengue: studi hematologis.
Disertasi diterbitkan. Bogor: Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Linder M. 2006.
Biokimia nutrisi dan metabolisme. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi. UI:
Jakarta.
Marzuki A., Ibrahim
N., Uslam. 2012. „Pengaruh pemberian sari buah kurma (Phoenix Dactylifera L)
terhadap perubahan jumlah trombosit pada tikus (Rattus norvegicus)‟, Majalah
Farmasi dan farmakologi, Volume 16(2):85-88 Notoatmodjo S. 2012. Metodologi
penelitian kesehatan. Ed. Rev. Jakarta : Rineka cipta
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.(2005).Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Dep.Kes.RI. Jakarta
Djunaedi.D.(2006).Demam
Berdarah dengue[DBD]Epidemiologi, Imunopatologi,Patogenesis, Diagnosis dan
Penatalaksanaan. UMM Press. Malang
Duma.N.,Darmawansyah
& Arsin.AA.(2007).Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue di Kecamatan Baruga Kota Kendari.4(2):91-100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar