LAPORAN
PENDAHULUAN
DISCHARGE
PLANNING
Disusun oleh
AYU PRAGISTA RAHMAWATI, S.Kep.
NPM: 4012210010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN KE-16
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
DISCHARGE
PLANNING
DISCHARGE PLANNING
1.
Definisi Discharge Planning
Discharge
planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas aktivitasnya
yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi
ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge
planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan
satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen
pelayanan kesehatan umum.
2.
Tujuan Discharge Planning
Tujuan
dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga
secara fisik dan psikologis untuk di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan
yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan
verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan
mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang
nyaman dengan memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan
telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang
tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan menyediakan serta memandirikan
aktivitas perawatan diri.
3.
Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses
discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan multidisiplin,
mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan
kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf
rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning
bersamaan dengan fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan
memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan serta mengimplementasikan
discharge planning. Seorang discharge planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan
perawatan.
Discharge
planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan
dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam
memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.
4.
Penerima Discharge Planning
Setiap
pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau rencana
pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan
tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi
layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja
sama
5.
Jenis Discharge Planning
Discharge planning dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning
discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak
terdapat komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute
discharge). Cara ini merupakan akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit.
Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge).
Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan
kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat/
6.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor
yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu,
yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat
akan mempengaruhi penyampaian informasi kepada pasien, sehingga informasi akan
lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat
merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap
sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih
mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan
dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan
perawat pada kegiatan pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak menerima
informasi dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh
terhadap gaya perawat dalam memberikan informasi sehingga informasi yang
diberikan akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih
dapat membaca situasi pasien berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari
pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan:
- Motivasi
adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu
dilakukan untuk melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
- Sikap
positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
- Emosi
yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan cemas
akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
- Kesehatan
fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
- Tahap
perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya.
- Kemampuan
dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan
belajarnya juga semakin tinggi.
7.
Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan
pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien
pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang mungkin timbul di rumah dapat
segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara
kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap
tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan
sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan
setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau
fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap
sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.
8.
Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan
pasien yang harus dibantu pada discharge planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga
dan tim kesehatan lainnya untuk memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga
tentang strategi pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat
jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim
kesehatan lainnya tentang langkah atau rencana dari discharge planning yang
akan dilakukan
9.
Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses
Keperawatan
Proses
discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat
sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih
lengkap dapat di urut sebagai berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan
pengkajian tentang kebutuhan pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan
menggunakan riwayat keperawatan, rencana perawatan dan pengkajian kemampuan
fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan
untuk pasien dan keluarga yang berhubungan dengan terapi di rumah, hal-hal yang
harus dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi
yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji
faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat mengganggu perawatan diri (contoh:
ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas kamar mandi). (Perawat yang
melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan dilakukan, untuk membantu
pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin
ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di
rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah
kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain
tentang berbagai kebutuhan klien setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat,
lakukan implementasi rencana keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus
menerus. Tentukan tujuan pulang yang relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan
dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan
individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di
rumah
10.
Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah
pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber
pelayanan kesehatan di masyarakat kepada pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan
keluarga sesegera mungkin setelah pasien di rawat di rumah sakit (contoh: tanda
dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-obatan yang diberikan,
penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet, latihan, hal-hal yang
harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang dijalani). Pasien
mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
11.
Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan
pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang
resep, perubahan tindakan pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan
pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga
telah mengatur transportasi untuk pulang ke rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien
berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-barang pribadinya untuk dibawa
pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari
bila ada barang pasien yang masih tertinggal. Carilah salinan daftar
barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani dan minta satpam
atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang berharga
tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan
sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk
menentukan apakah pasien masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien
atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk
membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang
tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang meninggalkan rumah sakit dengan mobil
ambulans akan dipindahkan dengan kereta dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau
kereta dorong dengan mengunakan mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang
benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga dimana sumber transaportasi
merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke
mobil atau alat transportasi lain. Bantu keluarga memindahkan barang-barang
pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan
departemen penerimaan dan departemen lain yang berwenang mengenai waktu
kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan
pulang. Pada beberapa institusi pasien akan menerima salinan dari format
tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan
saat pasien pulang.
12.
Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik
apabila pasien telah dipersiapkan untuk pulang, pasien telah mendapatkan
penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus
dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil atau alat transportasi
lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien mampu melakukan
tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah
suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin
ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu rencana untuk
memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah sakit. Discharge
planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke lingkungan
yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa indicator.
Indikator
hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning
pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa,
antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan,
antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan respon ynag diambil pada kondisi
kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada
pasien dan keluarga untk memastikan perawatan yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat
dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk kembali ke rumahnya dan untuk
membantu klien dan keluarga membuat koping terhadap perubahan dalam status
kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi
sistem pendukung atau memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
DAFTAR
PUSTAKA
A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa:
Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam
Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar