LAPORAN PENDAHULUAN
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
Disusun oleh
AYU PRAGISTA RAHMAWATI, S.Kep.
NPM: 4012210010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN KE-16
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
A.
Model Dokumentasi
Keperawatan
Ada 6 model
dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. SOR (Source Oriented record)
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin
orang atau sumber yang mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai
lembar isian tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,
lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat menggunakan
catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
a.
Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima
komponen, yaitu:
1.
Lembar penerimaan berisi biodata.
2.
Lembar order dokter.
3.
Riwayat medik/penyakit.
4.
Catatan perawat.
5.
Catatan dan laporan khusus.
2. POR (Problem Oriented record)
Pendekatan orientasi masalah pertama kali dikenalkan
oleh Dr. Lawrence Weed tahun 1960 dari Amerika Serikat yang kemudian
disesuaikan pemakaiannya oleh perawat. Dalam format aslinya pendekatan
orientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan
perkembangan yang terintegritas dengan sistem ini semua tim petugas kesehatan
mencatat observasinya dari suatu daftar masalah. Pelaksanaan dari Pendekatan
Orientasi Masalah ini (PORS), dapat disamakan dengan membuat satu sebagai
bab-bab dari buku-buku tersebut.
Model
ini memusatkan data tentang klien didokumentasikan dan disusun menurut masalah
klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai
masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang
terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.
a.
Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen,
yaitu :
1.
Data Dasar
Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji
dari klien ketika pertama kali masuk Rumah Sakit. Data dasar mencakup
pengkajian keperawatan, riwayat penyakit / kesehatan, pemeriksaan fisik,
pengkajian ahli gizi dan hasil laboratorium. Data dasar yang telah terkumpul
selanjutnya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi masalah klien
2.
Daftar Masalah
Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah
teridentifikasi dari data dasar. Selanjutnya masalah disusun secara kronologis
sesuai tanggal identifikasi masalah. Daftar masalah ditulis pertama kali oleh
tenaga yang pertama bertemu dengan klien atau orang yang diberi tanggung jawab.
Daftar masalah ini dapat mencakup masalah fisiologis, psikologis, sosio
kultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan. Daftar ini berada
pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan
dan dicantumkan nama orang yang menemukan masalah tersebut.
3.
Daftar Awal Rencana Asuhan
Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun
daftar masalah. Dokter menulis instruksinya, sedang perawat menulis instruksi
keperawatan atau rencana asuhan keperawatan.
4.
Catatan Perkembangan (Progress Notes)
Progress Notes berisikan perkembangan / kemajuan
dari tiap –tiap masalah yang telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua
anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang
sama.
Beberapa
acuan progress note dapat digunakan antara lain :
·
SOAP (Subyektif data, Obyektif data,
Analisis/Assesment dan Plan)
·
SOAPIER (SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan
Revisi)
·
PIE (Problem –Intervensi –Evaluasi)
Terdapat
tiga jenis :
a.
Catatan perawat
Harus
ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang :
1.
Pengkajian
2.
Tindakan keperawatan mandiri
3.
Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter
4.
Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan
5.
Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi
tindakan keperawatan
6.
Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite
dokter, pekerja sosial dan lain lain.
b.
Lembar alur ( Flowsheet )
Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau
pengukuran yang dilakukan secara berulang dan tidak perlu ditulis secara
naratif termasuk data klinik klien tentang TTV, BB,jumlah masukan dan keluaran
cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flowsheet yang biasanya dipakai adalah
catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan
dan catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flowsheet merupakan cara paling
efektif dan efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan dapat
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang ada di
Flowsheet. Oleh karena itu Flowsheet lebih sering digunakan di IGD, terutama
data fisiologis.
c.
Discharge Notes ( Catatan Pemulangan dan ringkasan
rujukan )
Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau
dipindahkan pada tempat perawatan lain guna perawatan lanjutan. Discharge Notes
ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan homecare dan juga
informasi pada klien.
CBE adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat
secara naratif hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau
standar. Keuntungan CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat
sehingga lebih banyak waktu untuk asuhan langsung pada klien, lebih menekankan
pada data yang penting saja, mudah untuk mencari data yang penting, pencatatan
langsung ketika memberikan asuhan, pengkajian yang terstandar, meningkatkan
komunikasi antara tenaga kesehatan, lebih mudah melacak respons klien dan lebih
murah.
a.
CBE mengintegrasikan 3 komponen penting, yaitu :
·
Lembar alur (flowsheet)
·
Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik
·
Formulir diletakkan di tempat tidur klien sehingga
dapat segera digunakan untuk pencatatan dan tidak perlu memindakan data.
5. PIE (Problem intervention & Evaluation )
PIE adalah suatu singkatan dari ( Identifikasi
Problem, Intervenstion dan Evaluation ). Sistem pencatatan adalah suatu
pendekatan orientasi – proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses
keperawatan dan diagnosa keperawatan.
a.
Penggunaan
Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian
asuhan keperawatan primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat
melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem
tubuh dan diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA) akan
melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasarkan
pada proses keperawatan, akan membantu memfasilitasi perbedaan antara
pembelajaran di kelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian
yang sesungguhnya.
b.
Karakteristik PIE
·
Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu
klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian sistem tubuh setiap pergantian jaga
(8 jam).
·
Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan
keperawatan klien jangka waktu yang lama dengan masalah yang kronis.
·
Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam
“ flowsheet ”.
·
Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan
intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah spesifik.
·
Intervensi lansgsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan “I“ (intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat.
·
Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi
diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah.
·
Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi
minimal setiap 8 jam (setiap pegantian jaga).
6. Focus ( Process Oriented System )
Pencatatan Focus adalah suatu proses orientasi dan
klien fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir
dokumentasi asuhan.
a.
Jika menuliskan catatan perkembangan, format DAR (
Data –Action –Response ) dengan 3 kolum.
·
Data : Berisi tentang data subyektif dean obyektif
yang mengandung dokumentasi fokus.
·
Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera
atau yang akan dilakukan berdasarkan pengkajian / evaluasi keadaan klien.
·
Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap
tindakan medis atau keperawatan.
b.
Penggunaan
Focus dapat dipergunakan untuk menyusun fungsi DAR
sebagai kunci dan pedoman terhadap kewajiban orientasi proses.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus,
Ratna.(2006). Model PraktikKeperawatanProfesional di RumahSakit.Jakarta : EGC
Nursalam,
2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik, SalembaMedika,
Jakarta.
Aziz,
Alimul. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar