LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR ASKEP KOMUNITAS
OLEH:
AYU PRAGISTA
RAHMAWATI, S. Kep
NPM 4012210010
STIKES BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS
ANGKATAN
KE XVI TAHUN AKAEDMIK 2020/2021
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KOMUNITAS
A. Pengertian
Keperawatan
Keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan
keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health
care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta
etika profesi keperawatan.
Sebagai
suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang
holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia,
memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan
atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan
status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien sebagai
partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian
asuhan.
B. Pengertian
Komunitas
Menurut
Vanina Delobelle , definisi suatu komunitas adalah group beberapa orang yang
berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu :
1. Komunikasi dan
keinginan berbagi (sharing) : Para anggota saling menolong satu sama lain.
2. Tempat yang disepakati
bersama untuk bertemu
3. Ritual dan
kebiasaan : Orang-orang datang secara teratur dan periodik
4. Influencer:
Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat
Vanina
juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan sendiri,
yaitu :
1. Saling berbagi
(Share): Mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam komunitas.
2. Komunikasi:
Mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.
3. Kejujuran:
Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang berbohong, maka akan segera ditinggalkan.
4. Transparansi:
Saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu hal.
5. Partisipasi:
Semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara bersama komunitas.
Komunitas
ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
C. Keperawatan
Komunitas
Menurut
WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan
kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan
Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal
dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak
permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan
profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara komprehensif.
D. Tujuan
Keperawatan Komunitas dan Fungsi Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a.
Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b.
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
c.
Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
d.
Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
e.
Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f.
Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g.
Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan
sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
3. Fungsi
keperawatan komunitas
a.
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b.
Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c.
Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d.
Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
(Mubarak, 2006).
E. Paradigma
Keperawatan Komunitas
Paradigma
keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga
dan masyarakat.
1. Individu Sebagai
Klien
Individu
adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai
Klien
Keluarga
merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa
alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan.
Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat
Sebagai Klien
Masyarakat
memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga.
Kesehatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di
suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan
merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir,
misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia.
Lingkungan
dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan
spiritual.
F. Sasaran Keperawatan
Komunitas
Sasaran
keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan
komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu
1. Tingkat Individu.
Perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran
kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan,
yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular
yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan
ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang
dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita
dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
G. Ruang Lingkup
Keperawatan Komunitas
Keperawatan
komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
1. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan
seks.
2. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas
dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota
keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang
sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau
rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada,
ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien
yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada
penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
5. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan
pen¬derita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
H. Peran Perawat
Komunitas
1. Pendidik
(Educator)
Perawat
memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat
pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi
belajar klien.
2. Advokat
Perawat
memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen
Kasus
Perawat
memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup
klien.
4. Kolaborator
Perawat
komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role
Model)
Perawat
kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat
dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian
dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta mengembangkan
teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik keperawatan.
7. Pembaharu (Change
Agent)
Perawat
kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola
hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
I. Prinsip
Keperawatan Komunitas
Pada
perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu :
1. Kemanfaatan : Semua tindakan dalam asuhan keperawatan
harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2009).
2. Kerjasama : Kerjasama dengan klien dalam waktu yang
panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program
dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung : Asuhan keperawatan diberikan secara
langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4. Keadilan : Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
5. Otonomi Klien: Otonomi klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
J. Sasaran
Keperawatan Komunitas
Sasaran
dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan, sasaran ini terdiri dari :
1. Individu : Individu adalah anggota keluarga yang unik
sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga : Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus : Kelompok khusus adalah kumpulan
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah :
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah :
a. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penynakit tak menular,
seperti : penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya
:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja
tertentu, dan lain-lain.
Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi,
diantaranya adalah :
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat
fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita.
K. Falsafah
Keperawatan Komunitas
Keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh
lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas
dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau
paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan
komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dijabarkan masing-masing unsur sebagai berikut :
1. Manusia : Komunitas sebagai klien berarti
sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau batas
geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan
minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan : Sehat adalah suatu
kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan : Semua
factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan : Intervensi / tindakan yang
bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan primer,
sekunder dan tersier. (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
L. Tingkat
Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan
yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang
luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu
(Mubarak, 2009) :
1. Pencegahan primer
Pelayanan
pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi
karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum
dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi,
anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan
pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang
mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan
rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi
sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
M. Strategi
Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam
Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas antara lain :
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang
dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman
sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu
juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan
kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan
sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai
persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson
& McFarlane, 2011. Community As Partner: Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Efendi,Ferry
dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Harnilawati.2013.
Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As Salam
Hidayat
Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak,
Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta :
CV. Sagung Seto
Riyadi.
2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika
Stanhope
dan Lancaster, 2010) community & public health nursing (six ed. St. Louis,
Missouri: Mosby
Sumijatun,
dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan
Komunitas. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar