LAPORAN PENDAHULUAN
PERKESMAS
OLEH:
AYU PRAGISTA
RAHMAWATI, S. Kep
NPM 4012210010
STIKES BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS
ANGKATAN
KE XVI TAHUN AKAEDMIK 2020/2021
PERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
A.
Pengertian
Perawatan
kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan
mengikutsertakan tim kesehatan lain dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan kelompok ( Depkes RI,
1996 )
Rapat kerja
keperawatan kesehatan masyarakat di Cibulan tanggal 2-5 April 1989 menetapkan
bahwa perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif sccara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyelumh dan terpadu, ditujukan pada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses
keperawatan untuk ikut mcningkatkan fungsi kehidupan manusia secara mandiri
dalam upaya kesehatannya ( Depkes RI, 1993).
Definisi lain
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah bidang khusus dari keperawatan yang
mcrupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan rnasyarakat baik yang sehat maupun
yang sakit (mempunyai masalah kesehatan /keperawatan), secara komprehensif
melalui upaya-upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lain untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang meraka hadapi sena memecahkan masalah-masalah yang mereka
miliki menggunakan proses keperawatan sesuai dengan kemampuan untuk
meningkatkan taraf hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan
derajat kesehatan seoptimal mungkin dan diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya ( Effendy, 1998 ).
B.
Tujuan
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Tujuan
Perawatan Kesehatan Masyarakat secara umurn adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang Inereka
miliki dan tujuan khususnya yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi, menetapkan masalah kesehatan / keperawatan dan
prioritas masalah, merumuskan berbagai alternatif pernecahan masalah
keperawatan yang mereka hadapi, penilaian hasil kcsehatan dalam mcmecahkan
masalah kesehatan/keperawatan, mendorong dan meningkatkan paflisipasi masyarakat
dalam pelayanan kesehatan/keperawatan, meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (selfcare), menanamkan perilaku sehat mclalui upaya
pendidikan kcsehatan, tertanganinya kelompok — kelompok resiko tinggi yang
rawan terhadap masalah kesehatan, menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan
angka kematian bayi, ibu dan balita serta tercapainya keluarga kecil bahagia
dan sejahtera ( Effendy, 1998)
C.
Sasaran dan
Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Masyarakat
Sasaran
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidak tahuan,
ketidak mauan dan ketidak marnpuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
(Depkes RI, 1993).
Menumt
Effendy, (1998) yang dimaksud individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena
ketidak mampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab rnaka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
Pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat melibatkan berbagai program atau sektor lain,
olch karena itu perawatan kcsehatan masyarakat dilaksanakan oleh semua tenaga
kesehatan secara koordinatif, termasuk didalamnya adalah tenaga medis, perawat
dan bidan sefia dimungkinkan tenaga kcsehatan lain seperti tenaga sanitasi dan
tenaga gizi (Depkes RI, 1997).
Metodologi
yang digunakan dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat melalui
beberapa tahapan kegiatan yang disebut proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah dalam bidang keperawatan, dimana sejak dulu keperawatan telah
dilaksanakan oleh perawat dan bidan, namun dewasa ini perlu lebih meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu tenaga keperawatan (Depkes RI, 1990 ).
Ruang
lingkup praktek keperawatan kesehatan masyarakat meliputi upaya-upaya
peningkatan kesehatan/promotif, pencegahan/preventif, pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan/kuratifi pemulihan kesehatan/ rehabilitatif dan mengembalikan
serta memfilngsikan kembali baik individu, keluarga dan kelompok — kelompok
masyarakat ke Iingkungan sosial dan masyarakatnya / resosialitatif ( Effendy,
1998 ).
Ruang
lingkup kegiatannya dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan di dalam gedung
puskesmas dan di luar gedung puskesmas. Di dalam gedung puskesmas meliputi
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di ruang rawat jalan
puskesmas atau puskesmas pembantu dan ruang rawat inap puskesmas, termasuk
pemeliharaan ruangan, peralatan, dan lingkungannya.
Kegiatan di
luar gedung puskesmas meliputiz pembinaan kesehatan terhadap sasaran perawatan
kesehatan masyarakat dalarn wilayah kerja puskesrnas melalui daerah binaan
keperawatan, pembinaan kesehatan kelompok khusus baik kelompok masyarakat yang
terikat dalam suatu institusi maupun kelompok masyarakat khusus non institusi,
pembinaan kesehatan pada keluarga rawan sesuai dengan kriteria, pelayanan
keperawatan tindak lanjut di rumah tcnnasuk pembinaan terhadap keluarganya,
sehingga kesinambungan pelayanan kesehatan di puskesmas atau mmah sakit atau
institusi sarana kesehatan dapat terlaksana pelayanan keperawatan terhadap
kasus resiko tinggi di rumah termasuk pembinaan terhadap keluarganya (Depkes.
RI, 1993).
Menurut Dep.
Kes dan Kes. Sos, (2001) Puskesmas diberi wewenang untuk mengelola sendiri
semua keuangan yang tersedia dan diperoleh dari pcmerintah daerah / kota, dari
masyarakat dalam bentuk JPKM, Askes, Dana Sehat, dan lain-lain, dari retribusi
kunjungan pasien, swasta/lembaga swadaya masyarakat, pemerintah pusat dan
bantuan dalam bentuk grant atau pinjaman luar negeri dengan tata cara
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan serta kemampuan sumber daya yang
tersedia di Puskesmas.
D.
Peran
Perawat Kesehatan Masyarakat
Peran adalah
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain tcrhadap seseorang sesuai dengan
kedudukannya dalam suatu sistem, sedangkan perawat adalah tenaga profesional
yang mempunyai pendidikan dalam sistem pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam
sistem ini adalah anggota tim kesehatan yang mempunyai Wewenang dalam
penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
Mengingat
akan kewenangan tersebut perawat mempunyai kewajiban serta tanggung jawab dalam
mengemban dan melaksanakan tugasnya. Tim kesehatan atau masyarakat menumt
tingkah laku perawat sepefii yang mereka harapkan berdasarkan ukuran - ukuran
tingkah laku perawat yang baik. Pelaksanan penilaiannya dilakukan oleh orang
lain mengingat tingkah laku mempakan kegiatan yang berinteraksi dengan orang
lain ( Depkes RI, 1997)
Peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya sebagai :
Pelaksana pelayanan keperawatan/Provider of Nursing Care, Pendidik/Health
Educator, Pengamat Kesehatan/ Health Monitor, Koordinator Pelayanan Kesehatan/ Coordinator
of Service, Pembaharu/ Inovator, Pengorganisir Pelayanan Kesehatan/Organisator,
Panutan / Role Model, Tempat Beflanya / Fasilitator, Pengelola / Manager (
Effendy, 1998 ).
Sedangkan
peran Perawat Kcsehatan Masyarakat diantaranya adalah sebagai pengelola
perawatan kesehatan masyarakat yang dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
koordinator Perkesmas dan penanggung jawab daerah binaan, sebagai pclaksana
Perkesmas dan pendidik. Fungsi dan tugas perawat tidak terlepas dari perannya
karena fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Sedangkan tugas adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memenuhi
fungsinya. Dapat dikatakan bahwa tugas adalah perincian dari fungsi yang hams
dilakukan sehubungan dengan hak, Wewenang dan tanggung jawabnya. Perawatan
mempunyai peran dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan
perannya (Depkes RI, 1993)
Sebagai
koordinator Perkesmas perawat mempunyai tugas yaitu mempelajari juklak dan
juknis perkesmas, mendata tentang tenaga keperawatan dan non keperawatan
puskesmas, mcmpelajari input dari penyusunan POA puskesmas terpadu, membuat
rekapitulasi data sasaran yang telah mendapatkan pelayanan perkesmas dari semua
petugas pelaksana. Koordinator perkesmas harus memantau dan memberikan
bimbingan penerapan proses keperawatan kepada penanggung jawab daerah binaan
dan pelaksana lainnya, merekapitulasi semua hasil pencapaian dan menyerahkan
kepada petugas SPZTP setiap bulan, memantau hasil yang dicapai kegiatan
perkesmas dan kegiatan yang terkait disetiap daerah binaan sena membahasnya
pada rapat bulanan perkesmas juga melakukan konsultasi dan rujukan dalam
pelaksanaan kegiatan perkesmas kepada kepala perkesmas serta dalam pelaksanaan
perkesmas merangkap sebagai penanggung jawab daerah binaan atau pelaksana
perkesmas (Depkes RL1993).
Sebagai
pcnanggung jawab daerah binaan keperawatan mcmiliki tugas diantaranya
mempelajari juklak dan juknis perkesmas, mendata sasaran daerah binaan,
menenmkan prioritas yang harus segera dilayani dengan mernperhatikan prioritas
masalah keschatan yang perlu ditanggulangi dan mcnerapkan proses kegiatan
kepada sasaran serta melakukan koordinasi dengan pelaksanaan kegiatan lainnya.
Tugas lain yang harus dilakukan sebagai penanggung jawab daerah binaan
keperawatan yaitu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kcgiatan perkesmas di
daerah binaan, melakukan konsultasi dan rujukan kepada koordinator dan kepala
puskesmas serta melaporkan hasil kegiatan kepada koordinator perkesmas (Depkes
RI, 1993).
Sebagai
pelaksana perkesmas dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat mempunyai
tugas mengumpulkan data sasaran, malaksanakan proses keperawatan kepada
sasaran, memadukan proses keperawatan dengan kegiatan perkesmas lainnya yang
menjadi tanggung jawabnya. Disamping itu perawat harus melakukan konsultasi dan
rujukan kepada penanggung jawab daerah binaan serta melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada penggung jawab daerah binaan atau koordinator
perkesmas (Depkes RI, 1993).
Perawat
kesehatan masyarakat juga berperan sebagai pendidik dimana tugasnya memberikan
bimbingan dan pengajaran tentang perkesmas kepada tenaga keperawatan lain.
Sebagai pendidik perawat harus rnemberikan bimbingan dan pengajaran tentang
perkesmas pula kepada siswa perawat dalam rangka praktek lapangan (Depkes RI,
1993).
E.
Pelayanan
Kesehatan
1.
Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut pendapat Levey dan
Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
2.
Macam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari
pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :
a.
Pelayanan kedokteran ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama
dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
b.
Pelayanan kesehatan masyarakat
ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya bersama-sama dalam satu
organisasi, tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan
masyarakat.
3.
Bentuk Pelayanan Kesehatan
Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan (mild),
sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut bentuk
pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3
bentuk pelayanan, yakni :
a.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(Primary health care) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis ini bersifat pelayanan
kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan
primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini seperti
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Balkesmas.
b.
Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan
perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D, dan memerlukan
tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c.
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services):
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasiaen
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan
kesehatan ini sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B.
F.
Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Oleh karena ruang lingkup
pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak,
maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
bagian atau porsi yang besar. Namun karena keterbatasan sumber daya pemerintah,
maka potensi masyarakat perlu digali atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut.
Mengalang potensi masyarakat mencakup 3 dimensi, yaitu :
1.
Potensi masyarakat dalam arti komunitas
(misalnya masyarakat RT, RW, Kelurahan dan sebagainya). Bentuk-bentuk
partisipasi dan penggalian potensi masyarakat dalam pelayanan kesehatan
masyarakat seperti adanya dana sehat, iuran untuk PMT (Pembinaan Makanan
Tambahan), untuk anak balita, dan sebagainya.
2.
Menggalang potensi masyarakat
melalui organisasi-organisasi masyarakat atau sering disebut Lembaga-lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan pelayanan-pelayanan kesehatan
masyarakat oleh LSM-LSM pada hakikatnya merupakan bentuk partisipasi masyarakat
dalam system pelayanan kesehatan masyarakat.
3.
Menggalang potensi masyarakat
melalui perusahaan-perusahaan swasta yang ikut membantu meringankan beban
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas, Balkesmas, dan
sebagainya).
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, antara
lain :
1.
Penanggung jawab; pengawasan,
standar pelayanan, dan sebagainya dalam pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah
(Puskesmas) maupun swasta (Balkesmas) berada di bawah koordinasi penanggung
jawab seperti Departemen Kesehatan.
2.
Standar pelayanan; pelayanan
kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan pada
suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah ditetapkan oleh
Departemene Kesehatan, dengan adanya “Buku Pedoman Puskesmas”
3.
Hubungan kerja; dalam hal ini harus
ada pembagian kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya
fasilitas kesehatan harus mempunyai struktur organisasi yang jelas yang
menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun vertical.
4.
Pengorganisasian potensi masyarakat;
keikutsertaan masyarakat atu pengorganisasian masyarakat ini penting, karena
adanya keterbatasan sumber-sumber daya penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat.
G.
Program
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh
masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan
kesehatana masyarakat.
1.
Puskesmas
Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas direncanakan
terutama ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan masyarakat
berpenghasilan rendah baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan, baik melalui
peningkatan fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat dengan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
2.
Keluarga Berencana
Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga sehat
sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada pasangan usia
subur, generasi muda serta pelayanan medic KB.
Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula – mula program
mempunyai orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat, untuk mendapat
liputan yang lebih luas, beberapa tenaga pelaksana lapangan ditempatkan di
klinik juga diwajibkan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah untuk memberikan
motivasi dan penerangan di mana dapat memperoleh pelayanan KB.
Peningkatan peranan masyarakat dalam program KB akan memungkinkan alih
peran pengelolaan program KB kepada masyarakat di masa yang akan datan, dengan
demikian perkembangan NKKBS juga akan menjadi kenyataan.
3.
Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui
ditingkatkan melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi risiko
tinggi kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan
oleh tenaga terlatih.
Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak-kanak
dilakukan melalui penelitian dan pengamatan dari pertumbuhan dan perkembangan
secara berkala, imunisasi, identifikasi risiko tinggi dengan tindak lanjutdan
pencegahan dehidrasi.
Peran serta masyarakat ditingkatkan melalui penyuluhan yang terutama
ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru TK. Penyuluhan juga dilakukan
melalui PKK.
4.
Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada tingkat
Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA termasuk pondok
pesantren melalui upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan
sehingga mempunyai dampak terhadap penurunan angka absensi karena sakit.
5.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
a.
Pelayanan kesehatan gigi pada unit
kelurga terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak pra sekolah.
b.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara paripurna di sekolah dasar, kegiatan promotif dan preventif di SD.
c.
Pelayanan medic dasar kedokteran
gigi dilakukan di puskesmas.
6.
Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka penderita
berbagai gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi mental,
kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan
berbahaya lainnya.
Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang menyeluruh
dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan melakukan pembinaan
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa, terutama untuk dapat
mendeteksi secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7.
Laboratorium sederhana
Sasaran pokok kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan pemeriksaan
sediaan, untuk mencapai ini dilakukan penataran tenaga laboratorium.
Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin, penyuluhan dan pengiriman
sediaan penyakit dalam rangka pengamatan kejadian penyakit.
8.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD)
PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di lapangan
memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan secara terus-menerus
serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil kegiatannya secara
tersambung dengan perpanjangan program-program Puskesmas di desanya serta mampu
terpadu dan menunjang system kesehatan nasional.
9.
Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
Tujuan pokok kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya penyakit,
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibt bu7ruk dari penyakit menular.
Untuk mencapai tujuan tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan :
a.
Pengamatan penyakit menular,
termasuk pelabuhan.
b.
Kualitas dan kuantitas tenaga di
bidang epidemiologi, entomologi, ekologi, sanitasi, dan laboratorium.
c.
Kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri dalam hal pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan secara sederhana yang berhasilguna dan
berdayaguna.
d.
Penggunaan alat, serum dan vaksin
dalam negeri.
e.
Isolasi penderita npenyakit manular.
f.
Pengamatan vector penyakit.
10.
Pencegahan dan pemberantasan
penyakit tak menular
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan lain-lain.
Kegiatan pelayanan penyembuhan dan pemulihan diutamakan pada pengobatan jalan
melalui Puskesmas dan rujukannya.
Sebagai langkah pertama diadakan kegiatan pengumpulan data dan penelitian
tentang masalah penyakit tak menular, antara lain dengan mengadakan kegiatan panduan
dan penjaringan selektif pada Puskesmas di daerah tertentu.
11.
Program perbaikan gizi
Program ini bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya penurunan angka
kematian balita, dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, melalui peningkatan status gizi, terutama bagi golongan
rawan dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.
Pokok kegiatan yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan penyakit gangguan
gizi terutama KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic dan anemi gizi besi,
peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
12.
Program peningkatan kesehatan
lingkungan
Program ini bertujuan mencapai mutu lingkungan yang dapat menjamin
kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta untuk
mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan sector pemerintah yang
berkaitan dalam tanggung jawab upaya peningkatan dan pelestarian kesehatan
lingkungan.
Program ini meliputi program peningkatan air bersih, program penyehatan
perumahan dan lingkungan, program pengawasan kualitas lingkungan, dan
pengembangan kegiatan instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan.
H.
Perkembangan
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Mengkaji perkembangan pelayanan kesehatan massyarakat di Indonesia memang
sejalan dengan perjuangan bangsa mensejahterahkan masyarakat Indonesia.
Beberapa catatan penting di bawah ini baik sebelum maupun sesudah Indonesia merdekadapat
dijadikan tonggak sejarah perkembangan program kesehatan masyarakat di
Indonesia.
1.
Tahun 1942 : Mulai dirintis
pengembangan program pendidikan kesehatan masyarakat untuk peningkatan sanitasi
lingkungan di wilayah pedesaan.
2.
Tahun 1952 : Pengembangan upaya
usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai dirintis dengan didirikannya
Direktorat KIA di lingkungan Kementrian Kesehatan
3.
Tahun 1956 : Proyek UKS
diperkenalkan di wilayah Jakarta.
4.
Tahun 1959 : Program pemberantasan
penyakit malaria di milai dengan bantuan WHO.
5.
Tahun 1960 : UU Pokok kesehatan
dirumuskan
6.
Tahun 1969 : Dengan mulai
tersusunnya Repelita, sector kesehatan juga mulai menata perencanaannya secara
nasional
7.
Tahun 1982 : Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) mulai diberlakukan.
8.
Tahun 1988 : Penggunaan obat generic
diperkenalkan
9.
Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai
tidak tetap (PTT) mulai diberlakukan.
10.
Tahun 1992 : UU no. 23 mulai
diterapkan untuk sector kesehatan.
11.
Tahun 1994 : Keppres 36 tentang
strategi penanggulangan AIDS Nasional dan Daerah
12.
Tahun 1995 : Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai target Indonesia bebas polio tahun 2000.
Pembangunan Puskesmas di Indonesia mulai dirintis dengan berbagai
pertimbangan yang bersifat strategis. Untuk jangka panjang pengembangan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care/PHC) melalui Puskesmas dinilai
jauh lebih efisien dan efektif hasilnya dibandingkan pengembangan pelayanan RS.
Dari konsep pengembangan PHC lahirlah konsep PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa) di Indonesia. PKMD saat ini sudah berkembang menjadi model
peran serta masyarakat di bidang pelayanan kesehatan yang kemudian diberikan
nama sesuai dengan muatan lokalnya seperti muatan tambahan program gizi dikenal
dengan nama UPKG (Upaya Pelayanan Gizi Keluarga); Proyandu (Program Pelayanan
Terpadu) yang diberikan muatan program KIA, Gizi (Penimbangan Balita, pemberian
vitamin A untuk Balita, dan Sulfas Ferrosus untuk Ibu Hamil), P2M (Imunisasi
dan pemberantasan diare, cacingan), program KB (Konseling); POD (Pos Obat Desa);
DUKM (Dana Upaya Kesehatan Masyarakat) semacam ansuransi kesehatan di desa;
Bidan Desa dengan Polindes (Poliknik Persalinan); pembinaan pengobatan
tradisional, dan sebagainya.
Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia (AFTA 2003 dan APEC
2010-2020) akan berpengaruh pada kebijakan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di Indonesia. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan
pelatihan sangat dibutuhkan untuk memasuki persaingan global di bidang
kesehatan.
Setelah 25 tahun Indonesia mengembangkan primary health care services,
Indonesia sudah mencatat sukses besar dengan turunnya tingkat kematian bayi
(IMR), tingkat fertilitas (FR), tingkat kematian ibu bersalin (MMR), kematian
kasar (CDR), angka kesakitan beberapa penyakit menular terutama yang bias
dicegah dengan imunisasi dan memperpanjang angka harapan hidup.
Meskipun Indonesia sudah mencatat sukses besar di bidang pembangunan
kesehatan namaun globalisasi di bidang jasa pelanyanan kesehatan juga akan
ditandai dengan adanya investasi modal asing di Indonesia untuk membangun
pusat–pusat pelayanan kesehatan seperti RS dan laboratorium, termasuk di
biidang farmasi dengan membangunpabrik obat PMA . Akibatnya, persaingan tenaga
kesehatan juga akan berlangssung semakin ketat.
I.
Berbagai
Upaya untuk Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja tertentu.
Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah
sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan
transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan
staf, peningkatan manajemen organisasi dan peningkatan peran serta masyarakat.
Adapun upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat, antara
lain :
1.
Meluaskan jangkauan pelayanan
kesehatan sampai ke desa-desa dengan membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan, Posyandu, dan penempatan Bidan di desa yang mengelola
sebuah polindes (Poliknik Persalinan Desa).
2.
Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, baik dengan meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja staf dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupun dengan cara mencukupi
berbagai jenis kebutuhan peralatan dan obat-obatan.
3.
Pengadaan peralatan dan obat-obatan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya
didasarkan pada analisis epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah
kerjanya.
4.
System rujukan di tingkat pelayanan
kesehatan dasar lebih diperkuat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
sampai ke tingkat desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila
pembangunan sector lain di tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya
fasilitas transportasi yang lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga.
5.
Peran serta masyarakat melalui
pengembangan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Kegiataan ini perlu
dilakukan secara gotong-royong dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai
mutu hidup yang sehat dan sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi Ketiga.Tanggerang
: Binapura Aksara
Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta :
Kanisius
Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip
Dasar).Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar