LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS
Disusun
oleh
AYU
PRAGISTA RAHMAWATI, S.Kep.
NPM:
4012210010
PROGRAM
STUDI PROFESI NERS ANGKATAN KE-16
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
LAPORAN
PENDAHULUAN
ABORTUS
A.
Definisi
Abortus(keguguran) merupakan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapathidup diluar kandungan yang
menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28minggu dan memiliki BB
400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400gram itu diangggap
keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besarkemungkinan untuk
dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015).
Abortus merupakan ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapathidup diluar kandungan.Sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram, (prawirohardjo, 2010).
Abortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilankurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).Abortus adalah terminasi
kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat-obatan atau bedah, (Morgan,
2011).Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar
disebutabortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah
mencapai 1000gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai
batas untukabortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500-999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan(oleh akibat-akibat tertentu) pada atau belum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diuar kandungan,
(prawirohardjo, 2010). Dari beberapa definisi diatasdapat disimpulkan bahwa
abortus merupak suatukeadaan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar dengan usiakurang dari 20 minggu.
B.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala secara umum pada
abortus imminen adalah:
1.
Terlambat haid atau amenorhe
kurang dari 20 minggu
2.
Pada pemeriksaan fisik :
keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3.
Perdarahan pervagina
mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4.
Rasa mulas atau kram perut,
didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibatkontraksi uterus
5.
Pemeriksaan ginekologi:
a.
Inspeksi Vulva : perdarahan
pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,tercium bau busuk dari vulva
b.
Inspekulo : perdarahan dari
cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudahtertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium
c.
Colok vagina : porsio masih
terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usiakehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaanadneksa, cavum douglas tidak menonjol
dan tidak nyerid. Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif
C.
Penyebab
1.
Kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu.Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat
menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan
kelainan ini adalah:
a)
Kelainan kromosom, terutama
trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin
merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan kejadian ini kerap kali
disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b)
Lingkungan sekitar tempat
implantasi kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu. Endometrium belum siap untuk menerima implasi
hasil konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu
pendek jarak kehamilan.
c)
Pengaruh teratogen akibat
radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol
Radiasi, virus, obat-obatan, dan
sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen
yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya.
2.
Kelainan pada plasenta,
misalnya endarteritis vili korialis karenahipertensimenahun.
Endarteritis dapat terjadi dalam vili
koriales dan menyebabkanoksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhandan kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak
kehamilan muda misalnyakarena hipertensi menahun.Infeksi pada plasenta dengan
berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.Gangguan pembuluh darah
plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensi menyebabkan gangguan
peredaran darah palsentasehingga menimbulkan keguguran.
3.
Faktor maternal seperti
pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dantoksoplasmosis.
Penyakit-penyakit maternal dan
penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi virus akut, panas tinggi dan
inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar . nefritis kronis
dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolisme
asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian
janin. Obat-obat tertentu,khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses
normal pembelahan selyang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan
merangsangkontraksi uterus.Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu
pneumonia, tifusabdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya.Toksin,
bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkankematian janin, kemudian terjadi abortus.Kelainan endokrin misalnya
diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrolmetabolik pada trimester
pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkanresiko terjadinya
abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkataninsidensi abortus
walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata.
4.
Kelainan traktus genetalia,
seperti inkompetensi serviks (untuk abortus padatrimester kedua), retroversi
uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Abnoramalitas uterus yang
mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halanganterhadap pertumbuhan dan
pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasikongenital, prolapsus atau
retroversio uteri.Kerusakan pada servik akibat robekanyang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi,amputasi).Rahim merupakan
tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaanabnormal dalam bentuk mioma
uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksiuteri, serviks inkompeten,
bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasiserviks), robekan serviks
postpartum.
5.
Trauma.Tapi biasanya jika
terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksualkhususnya kalau terjadi
orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanitadengan riwayat keguguran yang
berkali-kali.
6.
Faktor-faktor hormonal.
Misalnya penurunan sekresi
progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia
kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasentamengambil alih funngsi korpus
luteum dalam produksi hormon.
Sebab-sebab psikosomatik.Stress dan
emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus
lewathipotalamus-hipofise.
7.
Penyebab dari segi Maternal
a)
Penyebab secara umum:(1)
Infeksia.Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. b.Infeksibakteri, misalnya streptokokus.
c.Parasit, misalnya malaria
b)
Infeklsi kronis: 1)
Fibroid, inkompetensia serviks. (2) Radang pelvis kronis, endometrtis. (3)
Retroversikronis. (4) Hubungan seksualyang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkanhiperemiadan abortus.
8.
Penyebab dari segi Janin
a)
Kematian janin akibat kelainan
bawaan.
b)
Mola hidatidosa.
c)
Penyakit plasenta dan
desidua, misalnya inflamasidan degenerasi.
d)
Pemeriksaan USG janin dan
histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa pada70% kasus, ovum yang telah
dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh janin.
e)
Pada 40% kasus, diketahui
bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainanchromosomal.
f)
Pada 20% kasus, terbukti
adanya kegagalan trofoblast untuk melakukanimplantasi dengan adekuat.
D.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua
basalis, diikuti nekrosis jaringansekitar yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing dalamuterus, kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,
villi korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya pada kehamilan 8 minggu sampai 14 minggu, penembus sudah
lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskansempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dulu
daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya, janin lahir mati,
janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetuspapi
raseus. Abortus spontan (keguguran pada 20 minggu pertama kehamilan) dapat diklasifikasikan
sebagai mengancam, tidak dapat dielakkan, inkomplet, atau missed. Keguguran
dini dapat disebabkan oleh infeksi, inkompetensi serviks, kelainan genetic,merokok
atau riwayat abortus.
E.
Pengkajian
1.
Primary Survey
a.
Airway: Adakah
sumbatan jalan nafas atau tidak.
b.
Breathing: Look:
Adakah pengembangan dinding dada, Listen: Adakah suara nafas tambahan, Feel:
Adakah terlihathembusan nafas, terlohat otot bantu pernafasan tidak.
c.
Circulation: terjadi
perdarahan dari jalan lahir, adakah perubahan tanda-tanda vital, CRT noraml
atau tidak, kaji akral
d.
Disability: kaji
tingkat kesadaran, GCS.
2.
Secondary Survey
a.
Biodata klien
b.
Anamnesis: keluhan,
penyakit, alergi, kejadian
c.
Pemeriksaan head to toe
F.
Masalah keperawatan yang
mungkin muncul
1.
Resiko syok (hipovolemik)
berhubungan dengan perdarahan
2.
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perdarahan
3.
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan ansietas dan nyeri abdomen
G.
Perencanaan
No |
Diagnosa Keperawatan |
Kriteria Hasil |
Intervensi |
Rasional |
1. |
Resiko syok (hipovolemik) b.d perdarahan |
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
...x... jam, resiko syok (hipovolemik) teratasi dengan kriteria hasil: ü
Nadi dbn ü
TD normal ü
Nilai hematokrit dbn |
1.
Monitor status sirkulasi,
warna kulit, suhu tubuh, denyut jantung, dan ritme, nadi perifer, dan CRT. 2.
Monitor suhu dan
pernafasan 3.
Monitor tanda awal syok 4.
Berikan cairan intravena 5.
Monitor fungsi neurologis |
1.
Untuk mengetahui status
sirkulasi klien 2.
Penurunan suhu dan
peningkatan nafas menunjukan adanya syok hipovolemik 3.
Membantu mencegah
terjadinya syok 4.
Membantu mengatasi syok 5.
Penurunan fungsi
neurologis mengindikasikan terjadinya syok |
2. |
Kekurangan volume cairan b.d perdarahan |
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
...x... jam, kekurangan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil: ü
TD, Nadi, dan suhu tubuh
dalam batas normal ü
Turgor kulit baik |
1.
Pertahankan catatan
intake dan output yang akurat 2.
Monitor tekanan darah
klien 3.
Monitro vital sign 4.
Berikan cairan intravena 5.
Monitor kadar hb dan
hematokrit |
1. Memantau kehilangan cairan 2. Penurunan TD menunjukan kekurangan volume cairan 3. Perubahan vital sign menunjukan kekurangab volume cairan 4. Mengatasi kekurangan volume cairan 5. Kadar hb dan ht mengalami penurunan |
3. |
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d ansietas dan nyeri abdomen |
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...x... jam, gangguan rasa nyaman teratasi dengan kriteria
hasil: ü
Mampu mengontrol nyeri ü
Mampu mengontrol
kecemasan ü
TTV dalam batas normal |
1.
Gunakan pendekatan yang
menenangkan 2.
Bantu klien mengenali
situasi yang menimbulkan kecemasan 3.
Monitor tekanan nadi |
1. Mengurangi tingkat kecemasan pada klien 2. Mengurangi gangguang rasa nyaman nyeri yang dialami oleh klien 3. Terjadi peningkatan nadi pada kondisi ansietas |
Pathways
H.
Daftar Pustaka
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.
Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA(North American Nursing Diagnosis
Association) NIC-NOC. Yogyakarta: MediaHardy.
Morgan. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made
K., Nimade S.
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat nuha medika.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar