LAPORAN
PENDAHULUAN
STROKE
Disusun
oleh
AYU
PRAGISTA RAHMAWATI, S.Kep.
NPM:
4012210010
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN
KE-16
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERA BANJAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
LAPORAN
PENDAHULUAN
STROKE
A.
Definisi
Stroke adalah gangguan neurologik
fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah
(Pricedan Wilson). Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
berhentinya suplai darah kebagian otak (bruner dan suddarth, 2000 : 2123). Stroke
adalah gangguan yang mempengaruhi aliran darah keotak dan mengakibatkan deficit
neurologik (lewis, etc, 2000 : 1645).
Stroke non hemorogik adalah bila
gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga
beberapa jam (kebanyakan 10 - 20 menit) tapi kurang dari 24jam.
(AriefInansjoer, 2000 : 17).
Stroke non hemorogik adalah penyakit
atau kelainan dan penyakit pembuluh darah otak, yang mendasari terjadinya stoke
misalnya arteriosclerosis otak, aneurisma, angioma pembuluh darah otak. (dr.
Harsono, 1996: 25). Stroke non hemorogik adalah penyakit yang mendominasi
kelompok usia menengah dan dewasa tua yang kebanyakan berkaitan erat dengan
kejadian arterosklerosis (trombosis) dan penyakit jantung (emboli) yang dicetus
oleh adanya faktor predisposisi hipertensi (Satyanegara, 1998 : 179).
B.
Tanda dan Gejala
Menurut Smeltzer & Bare (2002)
dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala penyakit stroke
adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau
kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri
kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit
memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian
dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap
kandung kemih.
C.
Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada
oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi pada stroke di otak
mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi
dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling
sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau
cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1.
Penebalan dinding
arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran darah dan
suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2.
Pecahnya dinding
arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan (hemorrhage).
3.
Pembesaran sebuah
atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4.
Edema serebri yang
merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak
akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang
masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui
jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks
akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena, penurunan
kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya
akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini,
otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif
segala perubahan tekanan darah arteri.. Berkurangnya aliran darah serebral
sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan
terjadi kerusakan jaringan secara permanen.
D.
Penyebab
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu:
1.
Thrombosis yaitu bekuan darah di
dalam pembuluh darah otak atau leher.
2.
Embolisme serebral yaitu bekuan darah
atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
3.
Iskemia yaitu penurunan aliran darah
ke area otak
4.
Hemoragi serebral yaitu pecahnya
pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak.
Akibat dari
keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan
kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau
sensasi.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer
(2000) adalah:
1.
Yang tidak dapat diubah: usia, jenis
kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan
fibrilasi atrium.
2.
Yang dapat diubah: hipertensi,
diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral,
dan hematokrit meningkat.
E.
Pengkajian
1.
Primary
Survey
a.
Airway: pengkajian
mengenai kepatenan jalan. Kaji adanya obstruksi pada jalan napas karena dahak,
lendir pada hidung, atau yang lain.
b.
Breathing: kaji
adanya dispneu, kaji pola pernapasan yang tidak teratur, kedalaman napas,
frekuensi pernapasan, ekspansi paru, pengembangan dada.
c.
Circulation:
meliputi pengkajian volume darah dan kardiac output serta perdarahan.
Pengkajian ini meliputi tingkat kesadaran, warna kulit, nadi, dan adanya
perdarahan.
d.
Disability: yang
dinilai adalah tingkat kesadran serta ukutan dan reaksi pupil.
e.
Exposure/ kontrol
lingkungan: penderita harus dibuka seluruh pakaiannya.
2.
Secondary
Survey
Pengkajian sekunder adalah pemeriksaan kepala sampai
kaki (head to toe) termasuk reevaluasi pemeriksaan TTV.
a.
Anamnesis
Setiap pemeriksaan yang lengkap memerlukan anamnesis
mengenai riwayat perlukaan. Riwayat “AMPLE” (alergi, medikasi, past illness,
last meal, event/environment) perlu diingat.
b.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan evaluasi kepala
akan adanya luka, kontusio atau fraktuf. Pemeriksaan maksilofasialis, vertebra
sevikalis, thoraks, abdomen, perineum, muskuloskeletal dan pemeriksaan
neurologis juga harus dilakukan dalam secondary survey.
c.
Reevaluasi
Monitoring tanda vital dan haluaran urin penting
dilakukan.
d.
Tambahan
pada secondary survev
Selama secondary survey, mungkin akan dilakukan
pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto tambahan dari tulang
belakang serta ekstremitas, CT-Scan kepala, dada, abdomen dan prosedur
diagnostik lain.
F.
Masalah Keperawatan yang muncul
1.
Perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedema serebral.
2.
Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan.
3.
Kerusakan
komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
4.
Perubahan
sensori persepsi berhubungan dengan stress psikologis.
5.
Kurang
perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan
dan ketahanan, kehilangan kontrol/ koordinasi otot
G.
Perencanaan
1.
Perubahan
perfusi jaringan cerebral b.d oedema serebri
Intervensi;
· Pantau/catat status neurologis secara teratur dengan skala koma glascow
Rasional:
Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran.
· Pantau tanda-tanda vital terutama tekanan darah
Rasional:
autoregulasi mempertahankan aliran darah otak yang konstan.
· Pertahankan keadaan tirah baring.
Rasional:
aktivitas/ stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan Tekanan Intra Kranial
(TIK).
· Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam posisi
anatomis (netral).
Rasional:
menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan
sirkulasi/ perfusi serebral.
· Berikan obat sesuai indikasi: contohnya antikoagulan (heparin)
Rasional:
meningkatkan/ memperbaiki aliran darah serebral dan selanjutnya dapat mencegah
pembekuan.
2. Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan; dapat melakukan aktivitas
secara minimum
Kriteria hasil mempertahankan posisi
yang optimal, meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena,
mendemonstrasikan perilaku yang memungkinkan aktivitas.
Intervensi;
· Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
Rasional: mengidentifikasi kelemahan/ kekuatan dan dapat
memberikan informasi bagi pemulihan
· Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring)
Rasional:
menurunkan resiko terjadinya trauma/ iskemia jaringan.
· Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua
ekstremitas
Rasional:
meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
· Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit.
Rasional:
dapat berespons dengan baik jika daerah yang sakit tidak menjadi lebih
terganggu.
· Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif,
dan ambulasi pasien.
Rasional:
program khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti/
menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan.
3.
Diagnosa keperawatan ketiga: kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan kerusakan neuromuskuler.
Tujuan; dapat berkomunikasi sesuai dengan keadaannya.
Kriteria hasil; Klien dapat mengemukakan bahasa isyarat dengan
tepat, terjadi kesapahaman bahasa antara klien, perawat dan keluarga
Intervensi;
· Kaji tingkat kemampuan klien dalam berkomunikasi
Rasional: Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan
indikator dari derajat gangguan serebral
· Minta klien untuk mengikuti perintah sederhana
Rasional: melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan
sensorik
· Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda tersebut
Rasional:
Melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan
motorik
· Ajarkan klien tekhnik berkomunikasi non verbal (bahasa isyarat)
Rasional: bahasa isyarat dapat membantu untuk menyampaikan
isi pesan yang dimaksud
· Konsultasikan dengan/ rujuk kepada ahli terapi wicara.
Rasional:
untuk mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan terapi.
4.
Diagnosa
keperawatan keempat: perubahan sensori persepsi berhubungan dengan stress
psikologis.
Tujuan; tidak ada perubahan perubahan
persepsi.
Kriteria hasil mempertahankan tingkat
kesadarann dan fungsi perseptual, mengakui perubahan dalam kemampuan.
Intervensi;
· Kaji kesadaran sensorik seperti membedakan panas/ dingin, tajam/ tumpul,
rasa persendian.
Rasional:
penurunan kesadaran terhadap sensorik dan kerusakan perasaan kinetic
berpengaruh buruk terhadap keseimbangan.
· Catat terhadap tidak adanya perhatian pada bagian tubuh
Rasional:
adanya agnosia (kehilangan pemahaman terhadap pendengaran, penglihatan,
atau sensasi yang lain)
· Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan seperti berikan pasien suatu
benda untuk menyentuh dan meraba.
Rasional:
membantu melatih kembali jaras sensorik untuk mengintegrasikan persepsi dan
interprestasi stimulasi.
· Anjurkan pasien untuk mengamati kakinya bila perlu dan menyadari posisi
bagian tubuh tertentu.\
Rasional:
penggunaan stimulasi penglihatan dan sentuhan membantu dalam mengintergrasikan
kembali sisi yang sakit.
· Bicara dengan tenang dan perlahan dengan menggunakan kalimat yang
pendek.
· Rasional: pasien mungkin mengalami keterbatasan dalam
rentang perhatian atau masalah pemahaman.
5.
Diagnosa keperawatan kelima: kurang perawatan diri berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/
koordinasi otot
Tujuan; kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil klien bersih dan klien dapat melakukan kegiatan
personal hygiene secara minimal
Intervensi;
· Kaji kemampuan klien dan keluarga dalam perawatan diri.
Rasional:
Jika klien tidak mampu perawatan diri perawat dan keluarga membantu dalam
perawatan diri
· Bantu klien dalam personal hygiene.
Rasional: Klien terlihat bersih dan
rapi dan memberi rasa nyaman pada klien
· Rapikan klien jika klien terlihat berantakan dan ganti pakaian klien
setiap hari
Rasional: Memberi kesan yang indah
dan klien tetap terlihat rapi
· Libatkan keluarga dalam melakukan personal hygiene
Rasional: ukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam
program peningkatan aktivitas klien
· Konsultasikan dengan ahli fisioterapi/ ahli terapi okupasi
Rasional:
memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan
H.
Daftar Pustaka
Mansjoer, A. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3 Jakarta : FKUI
Nanda. (2005-2006).
Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima medika.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002).
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar